Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Komisi IV: Kelangkaan Beras Seharusnya Bisa Diantisipasi Sejak Awal

Kompas.com - 24/02/2015, 20:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV Viva Yoga Mauladi mengatakan, potensi kelangkaan beras di masyarakat sebenarnya dapat diantisipasi. Sehingga, kenaikan harga beras yang kini tengah terjadi seharusnya dapat dihindari.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional ini, pemerintah kurang sensitif terhadap isu yang menyangkut mengenai kebutuhan hajat hidup masyarakat seperti ini. Menurut dia, jika pemerintah sejak awal telah memerintahkan Perum Bulog untuk mengucurkan cadangan beras guna menjaga stabilitas harga di pasaran, maka masyarakat tidak perlu terbebani dengan kenaikan harga ini.

"Pemerintah tidak punya sensitivitas bahwa ketika terjadi perubahan kebijakan harusnya lebih antisipatif dong," kata Viva di Kompleks Parlemen, Selasa (24/2/2015).

Politisi Partai Amanat Nasional itu mengatakan, banyak hal yang menyebabkan suplai beras di masyarakat menurun. Salah satunya yakni akibat gagal panen petani lantaran kondisi cuaca yang buruk.

Viva menambahkan, pemerintah sejak awal telah mengetahui jika hasil panen petani tidak akan cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, pemerintah justru tidak mengeluarkan kebijakan untuk menyalurkan beras bagi rakyat miskin (raskin) melalui Perum Bulog, melainkan menggantinya dengan bantuan langsung sementara masyarakat. Akibatnya, masyarakat setelah menerima bantuan itu langsung menyerbu pasar untuk membeli beras.

"Dalam kondisi sekarang pemerintah harus segera perintahkan Bulog melepas beras," ucapnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya telah memerintahkan Perum Bulog untuk menyalurkan beras bagi rakyat miskin (raskin) sebanyak 300.000 ton untuk bulan ini. Penyaluran raskin ini dilakukan untuk menambah pasokan beras di masyarakat sehingga diharapkan bisa menstabilkan harga beras yang mulai naik.

"Jadi, ada kekurangan pasokan di bawah. Karena itu, mulai besok, saya perintahkan, tadi kita putuskan Bulog keluarkan raskin bulan ini 300.000 ton karena memang hak rakyat yang belum dibagikan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (23/2/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com