Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimantan dapat Rehabilitasi Irigasi 288.000 Ha dan Optimasi Lahan 140.000 Ha

Kompas.com - 26/02/2015, 15:05 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian berkomitmen untuk memperbaiki jaringan irigasi tersier sebanyak 3,3 juta Ha yang akan ditargetkan pelaksanaannya pada tahun 2015 dan 2016.

"Untuk program 2015 provinsi Kalimantan mendapatkan pengembangan rehabilitasi irigasi sebanyak 288.000 Ha dan optimasi lahan sebanyak 140.000 Ha", hal ini disampaikan Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Regional Kalimantan tahun 2015 yang resmi dibuka Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo. Di Jakarta Convention Center, Selasa (24/02/2015).

Dalam kesempatan ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono, hadir mewakili Menteri Pertanian yang sedang melakukan Kunjungan Kerja hari ini di provinsi Jawa Tengah. Hadir dalam Musrembang tersebut Wakil Ketua MPR, Anggota DPR dan DPD RI, Menteri terkait, Gubernur dan Bupati Se-Kalimantan, kepala SKPD terkait Se-Provinsi Kalimantan.

Sekjen menyampaikan, upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menuju kedaulatan pangan di antaranya komitmen dalam rangka menuju kedaulatan pangan.

"Aspek yang penting yaitu pemerintah mengatur masalah pangan secara optimum, dengan mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, pengaturan kebijakan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa kita sendiri bukan lembaga dari luar negeri seperti IMF dan mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pertanian terutama petani", papar dia.

Untuk sasaran kedaulatan pangan, Kementan telah mencanangkan swasembada padi, jagung dan kedelai berikut komoditi daging dan gula sebagai komoditas  sasarannya. "Sesuai arahan presiden dalam rangka swasembada dalam tiga tahun harus tercapai", imbuh Sekjen

Sekjen menyampaikan kepada peserta Musrembang, luas areal persawahan terdapat 13 juta Ha, di antaranya 7 juta lebih merupakan daerah lahan irigasi, namun Indeks Pertanaman yang dilaksanakan belum optimal.

"Indeks pertanaman baru 1,6 artinya dua kali tanam pun belum, jika secara pertanaman bisa dua kali, swasembada bukan hal yang mustahil," jelas Sekjen.

Dari beberapa daerah yang harga berasnya naik, Menurut Sekjen, disinyalir bukan didasari oleh kelangkaan produksi, namun distribusi dan situasi konektivitas antar wilayah yang belum baik. Selain itu terdapat oknum spekulan yang memperkeruh harga pasar.

Upaya percepatan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan Kementan dengan akselerasi pengadaan menggunakan sistem penunjukan langsung dan tidak lagi menggunakan tender. Dengan penunjukan langsung diharapkan sarana dan prasarana tersedia dengan tepat waktu.

Musrembang yang bertemakan Percepatan Konektivitas, Pemenuhan Kedaulatan pangan dan Energi, Hilirisasi dan Pengembangan Industri Bekelanjutan di regional Kalimantan ini, dilaksanakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Kalimantan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com