Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambahan "Smelter" Masih Dibutuhkan

Kompas.com - 02/03/2015, 18:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –  Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar mengatakan pasca-2025, diproyeksikan produksi konsentrat nasional mencapai 4,3 juta ton hingga 4,6 juta ton.  Produksi tersebut diperoleh dari empat perusahan pemegang kontrak karya yakni PT Feeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Gorontalo Mining, serta PT Kalimantan Surya Kencana (KSK).

Sukhyar memaparkan, pada 2025 produksi Freeport diperkirakan mencapai 3-3,8 juta ton konsentrat, sedangkan produksi Newmont ditaksir mencapai 1,75 juta ton. Adapun produksi konsentrat Gorontalo Mining ditaksir sekitar 200.000-400.000 ton, sedangkan produksi konsentrat KSK ditaksir sekira 200.000 ton.

Melihat proyeksi produksi dari empat KK besar, belum lagi PT Sumbawa Mining serta Izin Usaha Pertambangan (IUP), Sukhyar memperhitungkan fasilitas pemurnian (smelter) yang ada dan rencana smelter yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia dan Papua, masih kurang. “Saat ini eksisting smelter itu Smelting Gresik dengan kapasitas 1 juta ton konsentrat per tahun, tambahan 2 juta ton konsentrat per tahun (rencana Freeport), dan Papua sekitar 900.000 per tahun. Pada 2025, kita masih butuh tambahan smelter dengan kapasitas 500.000 – 700.000 ton, kemungkinan lebih dari itu,” jelas Sukhyar, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (2/3/2015).

Lebih lanjut dia menuturkan, hingga saat ini belum ada pihak yang berencana membangun smelter tersebut. Namun, Sukhyar menambahkan, jika ada investor masuk, maka pembangunan smelter paling lambat harus dimulai pada 2022. “Sehingga pada 2025 sudah bisa menerima pasokan,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com