"Harga minyak selama Februari naik, namun apakah penghitungan Premium itu wajar?" kata Faisal di Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Menurut dia, mafia migas masih bisa melakukan aksinya akibat harga jual premium yang fluktuatif. Faisal mencontohkan denan dengan perbedaan harga (pembelian crude oil untuk BBM non subsidi RON 92) yang hanya Rp 200.
"Trader dan mafia untungnya dari situ," katanya.
Faisal pun menyatakan, sebenarnya tim sudah menawarkan penghapusan premium, karena BBM yang memiliki kandungan RON 88 itu sudah tidak ada di pasar minyak dunia.
"Kan premium sudah tidak ada di pasar," ujar Faisal. (Adiatmaputra Fajar Pratama)