Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sinkronisasi Token" Bisa Bobol Rekening, Bank Mandiri Minta Nasabahnya Waspada

Kompas.com - 05/03/2015, 05:06 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah Bank BCA, giliran Bank Mandiri mengimbau nasabahnya untuk waspada terhadap permintaan "Sinkronisasi Token" saat membuka internet banking Mandiri. Sebab, permintaan itu bukan berasal dari Bank Mandiri.

"Nasabah perlu mewaspadai permintaan 'sinkronisasi token' saat membuka laman internet banking. Konfirmasi tersebut bukan berasal dari Bank Mandiri," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (4/3/2015).

Lebih lanjut, Bank Mandiri saat ini sedang melakukan penelusuran terkait munculnya semacam kolom permintaan "Sinkronisasi Token PIN Mandiri" saat nasabah membuka internet banking itu.

Di jejaring sosial twitter, pemilik akun @AnInsyaButik berkicau terkait adanya permintaan "Sinkronisasi Token" itu. Bahkan, dia juga mem-post beberapa foto "penampakan" permintaan ilegal tersebut.

Dalam kicauan lainnya, akun @AnInsyaButik menyertakan tautan Facebook yang membahas lebih rinci bagaimana permintaan tersebut muncul. Di salah satu foto yang ia post bahkan memperlihatkan adanya transfer kepada nomer rekening yang tidak ia kenal pasca mengisi "Sinkronisasi Token" itu.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Bank Mandiri pun meminta nasabahnya untuk tidak perlu mengikuti permintaan "Sinkronisasi Token" yang muncul tersebut.

"Jadi jika ada permintaan seperti itu tidak perlu diikuti dan bisa melaporkan ke Mandiri Call 14000," kata Rohan.

Sebelumnya, permintaan "Sinkronisasi Token" juga ditemukan oleh nasabah Bank BCA. Bahkan, nasabah tersebut harus sampai kehilangan Rp 13.000.000 dari rekeningnya karena mengikuti permintaan tersebut. BCA pun meminta nasabahnya berhati-hati terhadap konfirmasi Token saat membuka internet banking. Sebab, konfirmasi token yang muncul bukan berasal dari BCA. (Baca: BCA Minta Nasabah Waspadai "Sinkronisasi Token" Saat Membuka Internet Banking)

"Tidak ada konfirmasi token dari BCA, apabila data nasabah diminta. Terutama token diminta berulang-ulang, itu berbahaya," ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja saat dihubungi.

Menurut dia, konfirmasi Token saat membuka internet banking BCA terjadi karena komputer nasabah terkena virus. Hal itu membuat tampilan konfirmasi Token blakan terus muncul dengan tulisan "Sinkronisasi Token KEYBCA".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com