Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbekal Data "Forbes", Ditjen Pajak Incar 22 Miliarder Indonesia

Kompas.com - 05/03/2015, 14:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan memanfaatkan data terbaru majalah Forbes yang memuat nama-nama miliarder dunia, termasuk 22 miliarder asal Indonesia.

“Data (Forbes) itu pasti akan kita manfaatkan. Hanya saja, mesti dirinci, kekayaan triliunan rupiah itu apa saja. Baru nanti kita lihat di profil mereka (para miliarder), apakah sudah dilaporkan (pajaknya). Nanti kita klarifikasi ke mereka,” ucap Direktur Peraturan Perpajakan I, DJP Kemenkeu, Irawan, di Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Saat ini, kata dia, nama-nama miliarder Indonesia yang ada dalam daftar Forbes sedang diteliti oleh Direktorat Teknologi Informasi. Alasannya, kata Irawan, kekayaan yang dirilis Forbes sumir sehingga belum bisa diketahui langsung berapa potensi tambahan penerimaan pajak tahun ini.

“Sekian triliun itu apakah berupa perusahaan, atau properti, atau deposito. Ini kita lihat lagi,” jelas Irawan.

Menurut Irawan, angka kekayaan yang dirilis Forbes merupakan nett asset, yang berarti bisa berupa perusahaan. Kalau begitu, perusahaan milik miliarder sudah pasti membayar pajak.

“Kalau yang uang mereka (miliarder) sendiri, nanti kita lihat lagi. Saya tidak tahu tren pelaporan pajak para miliarder ini. Tapi kalau ada yang tidak bayar, pasti kita tagih,” aku Irawan.

Sementara itu, nama-nama orang Indonesia yang masuk daftar orang terkaya di dunia tahun lalu, tetapi tidak masuk dalam tahun ini, kata Irawan, juga tetap mendapat perhatian khusus dari DJP, Kemenkeu.

“Kita lihat juga (mereka yang tahun lalu masuk daftar), cuma kan sekarang mereka enggak kedengaran ya,” selorohnya.

Sebelumnya, sebanyak 22 miliarder Indonesia masuk dalam daftar orang terkaya di dunia 2015 yang dirilis majalah Forbes awal pekan ini. Dengan kekayaan sebesar 79,2 miliar dollar AS, Bill Gates masih menjadi orang terkaya sedunia.

Untuk Indonesia, Hartono bersaudara masih menduduki posisi puncak daftar orang-orang paling kaya dalam negeri. Budi Hartono dengan kekayaan mencapai 9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 116,1 triliun (kurs 1 dollar AS setara Rp 12.900) menjadi orang terkaya di Indonesia. Budi berada di urutan ke-142 dalam daftar orang terkaya di dunia, naik 31 tingkat dibanding tahun lalu.

Posisi runner-up Indonesia ditempati oleh saudara Budi, Michael Hartono, yang mengumpulkan aset hingga 8,7 miliar dollar AS (Rp 112,23 triliun) atau urutan ke-151 di dunia.

Selisih kekayaan para miliarder Indonesia lainnya terpaut jauh hingga 4 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 51 triliun dengan duo Djarum itu. Sementara itu, Sri Prakash Lohia menempati posisi ketiga dengan kekayaan 4,7 miliar dollar AS (Rp 60,63 triliun), sedangkan Chairul Tanjung di posisi keempat di Indonesia dengan 4,3 miliar dollar AS (Rp 55,47 triliun). (Baca: Ini 22 Miliarder Indonesia yang Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com