Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Pertamina Ambil Alih Blok Mahakam?

Kompas.com - 09/03/2015, 10:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menuturkan banyak hal yang harus diperhatikan sebelum PT Pertamina (Persero) mengambil alih Blok Mahakam, di Kutai, Kalimantan Timur.

“Pertanyaan saya ke Pertamina, sanggup enggak?” kata Agus kepada wartawan usai diskusi, Minggu (9/3/2015).

Agus mengatakan, selain kesiapan finansial, Pertamina juga perlu memiliki kesiapan sumber daya manusia, di samping memastikan jaringan pasar gas Blok Mahakam tetap ada.

Dia bilang, belum tentu pasar yang selama ini dipasok Total E&P Indonesie melanjutkan kontrak kerjasama ketika Blok Mahakam dikelola Pertamina. Di sisi lain, industri dalam negeri belum dipastikan bisa menyerap produksi gas dari Blok Mahakam.

“Yang penting siap dulu. Nanti kalau enggak siap, pendapatan negara malah jadi turun,” sambung Agus.

Agus menambahkan, bagi Total E&P Indonesie saat ini Blok Mahakam memang masih menguntungkan. Namun, ke depan bisa jadi tidak menguntungkan bagi Indonesia jika Pertamina tidak melakukan persiapan-persiapan tersebut sebelum mengambil alih.

Ketua Komisi VII DPR-RI Kardaya Warnika menegaskan siapapun pihak yang nantinya bakal mengelola Blok Mahakam, di Kutai, Kalimantan Timur, kontrak pengelolaan blok tidak menggunakan cost recovery. “Karena cost recovery hanya cocok untuk (blok) yang belum ketemu. Jangan lagi masuk ke kontrak cost recovery, karena akan merugikan negara,” ucap Kardaya.

Menurut Kardaya, kontrak Blok Mahakam sifatnya bukan eksplorasi dan sekadar kelanjutan produksi. Atas dasar itu, pengelolanya nanti, pun itu dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sebaiknya tidak menggunakan kontrak cost recovery.

Sekadar informasi, kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967 yang kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017. Awalnya, saat eksplorasi dilakukan pada 1967, cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial atau dikenal dengan istilah 2P-red) minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).

Paska mulai diproduksikan dari lapangan Bekapai pada 1974, produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada tahun 1980-2000. Kini, setelah selama 40 tahun, sisa cadangan 2P minyak saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan 2P gas sebesar 5,7 TCF.

Pada akhir masa kontrak tahun 2017 diperkirakan masih tersisa cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com