Analis memperingatkan, beberapa mata uang di Asia yang rentan mengalami pelemahan. Rupiah menjadi mata uang yang paling berisiko untuk melemah dengan kebijakan bank sentral AS itu. Selain itu, investor juga harus memasang mata terhadap dollar Taiwan.
CNBC menyebutkan, kebijakan mengejutkan dari Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin untuk kali pertama sejak 2011, membalikkan momentum euforia terpilihnya Presiden Joko Widodo. Rupiah melorot 1,8 persen sejak bank sentral memangkas BI rate menjadi 7,5 persen pada pertengahan Februari lalu.
“Kebijakan moneter yang mengejutkan dari Bank Indonesia, tampaknya tidak mendukung mata uang (rupiah), yang terus melemah,” sebut Barclays seperti dikutip dari CNBC.com, Selasa (10/3/2015).
Jason Daw dari Societe General pun melihat untuk kawasan Asia, Indonesia merupakan negara yang paling rentan terhadap pelarian modal.
Selain itu, Indonesia juga bermasalah dengan defisit neraca. Melebarnya defisit transaksi mulai nampak 2013 ketika kali pertama Fed menyinggung soal gagasan mengurangi pelonggaran kuantitatif.
"Selain itu, kemungkinan the Fed bakal menaikkan suku bunga acuan pada Juni juga berpotensi semakin menekan rupiah," sebut Barclays.
baca juga: Presiden dan Kurs Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.