Rupiah masih rawan melemah seiring belum adanya sentimen positif di tengah penguatan tajam indeks dollar AS. Indeks dollar AS naik tajam ke level tertinggi dalam 12 tahun.
Penguatan dollar AS hingga dini hari tadi masih diiringi oleh aksi jual di S&P 500 yang melemah tipis. Harapan kenaikan suku bunga the Fed masih menjadi penyebab utama di tengah minimnya rilis data ekonomi. Mata uang Asia yang melemah hingga sore kemarin menunjukkan kuatnya dollar AS juga terjadi di Asia.
Data ekonomi Tiongkok yang kurang baik menambah tekanan dollar AS kuat di Asia. Malam ini penting ditunggu data penjualan ritel AS serta monthly budget statement pemerintah AS. Rupiah kembali melemah bersama mata uang lain di Asia.
Pelemahan rupiah juga masih dibarengi oleh aksi jual hebat di IHSG serta SUN. Dana asing juga terlihat lebih banyak melakukan aksi jual dibandingkan aksi beli.
Riset Samuel Sekuritas Indonesia melihat adanya intervensi Bank Indonesia baik di pasar valas maupun pasar SUN dengan jumlah yang semakin besar dari hari ke hari. Walapun dikatakan jika dibandingkan total perdagangan besaran intervensi itu masih sangat terbatas.
"Hari ini rupiah masih akan tertekan terhadap dollar AS menyusul indeks dollar AS yang naik tajam," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia pagi ini.
baca juga: Pengamat Sebut Rupiah Melemah karena Jokowi Kurang Tegas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.