"Kami ingin meyakinkan inflasi 2015-2016 itu sebagaimana yang kita targetkan, yakni 4 persen plus-minus 1 persen. Kami cukup percaya angka 4 bisa dicapai pada 2015," kata Agus, ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Agus mengatakan, BI juga memiliki arah kebijakan untuk mengarahkan transaksi berjalan ke defisit yang lebih sehat, yaitu minus 2,5-3 persen. "Jadi, arah BI secara umum, moneter akan tetap dijaga bias ketat, untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kami akan menjaga inflasi ke arah 4 persen, kami akan mengarahkan transaksi berjalan, walaupun defisit, tetapi lebih sehat, yaitu min 2,5-3 persen," kata dia.
Kendati demikian, Agus menyadari bahwa BI perlu mempertimbangkan cadangan devisa yang sehat dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Atas dasar itu, Agus mengatakan bahwa bank sentral juga akan mendorong upaya pengelolaan utang luar negeri yang sehat.
Selain itu, Agus juga mengatakan, Bank Indonesia akan mendorong upaya pendalaman pasar uang, disertai dengan fasilitas lindung nilai. Dia menjelaskan, dengan adanya Peraturan Bank Indonesia terkait pengelolaan utang luar negeri, perusahaan-perusahaan saat ini akan menata agar tidak ada risiko nilai tukar berlebihan, risiko likuiditas, atau risiko kredit yang berlebihan.
"Namun, jika sekarang mereka akan melakukan lindung nilai, tentu BI akan mendorong agar perbankan bisa mempersiapkan fasilitas lindung nilai. Dengan begitu, ada pertemuan antara yang membutuhkan dan yang menyediakan lindung nilai," ucap dia.
Agus juga mengatakan, dalam merespons pelemahan rupiah, bank sentral akan terus mendorong penggunaan rupiah pada transaksi dalam negeri. "Itu adalah arah kebijakan BI ke depan," kata Agus.
Baca: Rupiah Rontok, Perajin Bersiap Naikkan Harga Tahu Tempe
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.