Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik IATA, Kemenhub Bilang di AS Saja Tak Ada yang Jual Tiket di Bandara

Kompas.com - 18/03/2015, 09:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menanggapi santai kritikan dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau The International Air Transportation Association (IATA) terkait penghapusan loket tiket di bandara. Menurut Kemenhub, keputusan penghapusan loket tiket di bandara justru salah satunya karena mengacu pada industri penerbangan di Amerika Serikat, di sana tiket tak dijual di bandara.

"Saya 4 Tahun di Amerika Serikat enggak pernah melihat tiket dijual di bandara," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (17/3/2015).

Lebih lanjut kata dia, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pun pernah memiliki pengalaman tak bisa membeli tiket langsung di bandara. Saat itu kata dia, Menhub mencoba membeli tiket saat transit si salah satu bandara di AS. Hasilnya, Jonan harus menelepon agen penjual tiket terlebih dahulu untuk memesan tiket.

Selain itu, Kemenhub juga mengatakan bahwa penghapusan loket tiket di bandara dengan alasan mencegah penipuan atau praktik percaloan di bandara. "Ini juga menghindari penipuan-penipuan, misal ada saudara kita yang dari kampung tapi tidak tahu cari tiket di bandara, ini bisa jadi sasaran empuk (penipuan)," kata dia.

Sebelumnya, IATA mengkritik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator dunia penerbangan nasional. Organisasi itu menilai banyak peraturan penerbangan di Indonesia yang kontra produktif terhadap industri penerbangan itu sendiri.

"Namun Indonesia memiliki peraturan yang kontraproduktif dan memperlakukan maskapai tidak seperti bisnis lain yang sebanding," ujar Director General dan CEO IATA Tony Tyler di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

IATA menyoroti beberapa peraturan misalnya soal penghapusan penjualan tiket di Bandara yang dilakukan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Bagi IATA,hal itu sangat kontraproduktif karena untuk Kereta Api, pembelian tiket masih bisa di stasiun. (baca: Asosiasi Perusahaan Penerbangan Dunia Kritik Berbagai Kebijakan Jonan)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com