"Kami sedang mempersiapkan investasi untuk beberapa investasi di Indonesia, di elektronik power supply (pembangkit listrik) sebagai cadangan untuk generasi kita berikutnya, bukan mengimpor dari negara lain," kata Shigehisa di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Untuk tahap awal, JGC akan membangun pembangkit listrik di kawasan Sorong dengan kapasitas 50 megawatt.
Menurut Presiden Direktur PT JGC Coal Fuel Tetsuo Fujita, nilai investasi untuk pembangkit listrik 50 megawatt di Sorong tersebut kurang lebih 200 hingga 300 juta dollar AS. Ditargetkan, pada tahun ini JGC sudah memulai proyek di Sorong tersebut dengan mempersiapkan lahan atau (groundbreaking).
Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi mengatakan, pembangkit listrik yang akan dikembangkan JGC ini mengolah batubara kualitas rendah untuk menjadi tenaga listrik dan minyak Batubara tersebut banyak terdapat di kawasan timur Indonesia.
"Dia ambil dari sana juga, daerah-daerah sana karena itu batubara sama sekali ewnggak dipakai, terlalu rendah kualitasnya untuk dieskpor. Untuk buat listrik di sana untuk Indonesia bagian timur," ucap Sofjan.
Ia mengatakan, proyek pembangkit listrik ini dimulai dari kawasan timur Indonesia karena paling banyak kawasan yang kekurangan listrik. Selain menjajaki investasi dengan Indonesia dalam pembangunan listrik, JGC berencana membangun receiving terminal untuk gas alam cair (LNG) di Indonesia. Menurut Shigehisa, Wapres Jusuf Kalla menyambut baik apa yang ditawarkan JGC.
"Dia menyambut baik, tapi selalu saya yakin kalau anda berupaya di investasi ini maka kerja sama akan semakin berkembang. Yang Anda butuhkan adalah infrastruktur dan salah satunya adalah listrik dari kami," papar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.