Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Daerah Tertinggal Bisa Jadi Potensi Ekspor

Kompas.com - 20/03/2015, 17:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ternyata membawa berkah tersendiri bagi produk-produk yang tinggi konten lokalnya karena harganya menjadi lebih kompetitif di pasar ekspor. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar ingin berkah ini juga bisa dinikmati masyarakat daerah tertinggal.

"Banyak produk dari daerah tertinggal yang bisa dipasarkan ke mancanegara, seperti rumput laut budidaya lokal, dan produk kerajinan rakyat seperti aksesoris, bordir, batik, ukiran, kaligrafi, produk kulit, dan makanan ringan. Semuanya berbahan baku lokal dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat setempat," ujar Menteri Marwan dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Ia yakin kualitas produk masyarakat daerah tertinggal memenuhi standar untuk dijadikan komoditas ekspor apalagi harganya juga bisa kompetitif.

"Keunggulan lainnya adalah produk kerajinan daerah tertinggal tercipta dari kreatifitas lokal sehingga ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya makin unik menarik di mata konsumen mancanegara," imbuh Menteri Marwan.

Menurutnya, produk kreatif daerah tertinggal cukup marketable untuk ditawarkan ke pasar global. Hal ini juga didukung oleh trend perilaku konsumtif masyarakat global terhadap produk ekonomi kreatif yang terus meningkat, seiring dengan perilaku masyarakat yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreatifitas yang tinggi pada setiap unsur kehidupannya.

Namun tokoh senior PKB ini mengakui produk daerah tertinggal masih terkendala lemahnya akses terhadap pasar ekspor. 

"Rata-rata eksportir kita belum mendapat informasi utuh tentang keunggulan produk kreatif daerah tertinggal, sehingga jarang yang melirik untuk dijadikan komoditas ekspor," ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan mengajak kalangan eksportir dan pengusaha nasional untuk lebih mengenal produk kreatif daerah tertinggal. Jika dipandang marketable, mereka tentu tertarik berinvestasi untuk mengembangkan produk kreatif daerah tertinggal sebagai komoditas ekspor.

"Tidak kalah pentingnya adalah Peran Pemerintah Daerah untuk lebih gencar mempromosikan produk-produk kreatif daerahnya, terutama melalui keikutsertaan dalam pameran produk-produk daerah di ibu kota provinsi maupun di Jakarta" tutur Menteri Marwan.

Ia mengakui Pemerintah tidak bisa sendirian mengentaskan daerah tertinggal. Dibutuhkan peran serta kalangan swasta khususnya dunia usaha, dalam upaya menggerakkan perekonomian daerah melalui investasi dan kemitraan usaha dengan masyarakat setempat.

"Jika kalangan dunia usaha bisa bekerja sama untuk mengembangkan produk-produk daerah tertinggal menjadi komoditas ekspor, saya optimis daerah tertinggal akan lebih maju ekonominya dan lebih cepat terentaskan dari ketertinggalannya,” ujar Menteri Marwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com