Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Bisa 5,5 Persen

Kompas.com - 24/03/2015, 13:14 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 5,5 persen. Adapun tahun tahun 2016 akan naik menjadi 6 persen.

Deputi Direktur ADB Indonesia Edimon Ginting mengatakan, pertumbuhan tersebut bisa dicapai jika pemerintah dapat mempertahankan momentum reformasi struktural, seperti implementasi dari hasil pengurangan subsidi bahan bakar.

"Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah memulai reformasi kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi. Kami berharap pemerintah dapat melanjutkan upaya ini dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mempercepat pembangunan infrastruktur, mengurangi biaya logistik, dan memperkuat implementasi anggaran," kata Edimon dalam acara pemaparan publikasi ekonomi tahunan ADB, di Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Namun, menurut Edimon ada sejumlah risiko terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk faktor internal dia menyebutkan pendapatan yang lebih rendah menjadi risiko yang ditanggung Indonesia.

"Dari eksternal seperti potensi melemahnya pertumbuhan mitra perdagangan utama dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat," kata Edimon.

Edimon mengatakan, salah satu pendorong utama bagi pertumbuhan tersebut adalah pengurangan subsidi bahan bakar pada November lalu. Menurut dia, hal tersebut akan memperbaiki kondisi fiskal dan pengalihan dana yang besar ke infrastruktur.

"Penghematan tersebut menurunkan target defisit fiskal menjadi 1,9 persen dari produk domestik bruto (PDB)," kata Edimon.

Lebih lanjut lagi, Edimon mengatakan faktor-faktor pendukung lainnya adalah rencana menaikkan penerimaan pajak, eksekusi anggaran yang lebih baik, investasi swasta, pengeluaran rumah tangga yang besar, dan penurunan tajam angka inflasi.

Kemudian dalam jangka panjang, Edimon mengatakan, Indonesia perlu memperbaiki sektor manufaktur untuk sumber pertumbuhan ekspor yang baru. "Selain itu, menghidupan kembali sektor manufaktur adalah tantangan terbesar Indonesia untuk mengembalikan pertumbuhan PDB di atas 6 persen," jelas Edimon.

Berdasarkan data ADB, angka inflasi tahun 2015 diperkirakan akan sebesar 5,5 persen dan di tahun 2016 sebesar 4 persen. Sedangkan untuk defisit transaksi berjalan tahun 2015 diperkirakan sebesar -2,8 persen, lalu -2,4 persen di 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com