Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana APBN untuk Bayar Pensiunan Capai Rp 300 Triliun pada 2043

Kompas.com - 26/03/2015, 17:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kesejahteraan aparatur sipil negara memang menjadi perhatian pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah kini tengah mengkaji sistem baru program pensiun, yang memberikan manfaat lebih kepada pegawai negeri sipil (PNS).

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi PT TASPEN (Persero) Faisal Rachman mengatakan, dengan sistem baru itu pemerintah juga ingin mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Faisal mengatakan, setiap tahun terjadi peningkatan dana pensiunan sekitar Rp 10 triliun.

Pada tahun lalu pemerintah membayarkan sekitar Rp 70 triliun untuk pensiunan. Sedangkan pada tahun ini pemerintah mengalokasikan belanja pensiunan sebesar Rp 80 triliun. “Diperkirakan pemerintah akan mengeluarkan belanja pensiun terbesar pada 2043, yang mencapai Rp 300 triliun,” ucap Faisal ditemui Kompas.com di kantor Taspen, Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Beban APBN untuk membayar pensiunan diperkirakan baru akan hilang atau Rp 0 pada 2099. Artinya, lanjut Faisal, jika pemerintah semakin mengulur-ulur waktu untuk mengesahkan perubahan sistem baru program pensiun, maka APBN makin lama terbebani.

PT Taspen telah mengajukan draft agar ada perubahan skema iuran dari Pay As You Go (PAYG) menjadi Fully Funded. Perbedaan sistem baru Fully Funded dan PAYG itu yakni PAYG ditanggung sepenuhnya oleh APBN, sedangkan fully funded ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja dan PNS selaku pekerja.

Diusulkan, iuran dari pemerintah selaku pemberi kerja sebesar 10 persen dari gaji, dan PNS selaku pekerja sebesar 5 persen dari gaji. Menurut Faisal, meski PNS ikut memberikan iuran di skema baru, namun manfaat yang diterima diharapkan bisa meningkat.

"Kalau sekarang kan pensiunan dihitung 75 persen dari gaji. Kami harapkan manfaatnya mendekati 90 persen dari gaji. Sehingga gap ketika dia berdinas dengan saat pensiun tidak jauh, hanya 10 persen,” terang Faisal.

Sementara itu, dana yang dipupuk dari iuran PNS lama, yakni yang bekerja sebelum 2017, hingga tahun ini ditaksir mencapai Rp 70 triliun. Faisal mengatakan, dana tersebut akan menjadi initial fund sebagai modal awal untuk pemupukan fully funded PNS baru, atau yang bekerja mulai 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com