Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Maret 0,17 Persen, Menko Perekonomian Sebut "It's Ok"

Kompas.com - 01/04/2015, 19:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai, inflasi bulan Maret 0,17 persen masih tidak mengkhawatirkan. Dia berpendapat setelah dua bulan berturut-turut deflasi dan kini kembali mencetak inflasi adalah hal yang wajar.

"It's ok. Artinya yang penting kan target tahunan kita itu 4,5 persen -1 dan Itu yang paling penting," ujar Sofyan di Istana Kepresidenan, Rabu (4/1/2015).

Menurut Sofyan, inflasi di bulan Maret kali ini karena adanya fluktuasi pada harga beras dan juga bawang merah.

"Kalau bulan kemarin itu beberapa pergerakan. Harga beras ternyata belum ada penyesuaian yang diharapkan, karena panen raya mulai baru mulai sekarang ini. Lalu, kenaikan harga bawang dan lain-lain, tapi saya pikir masih oke," ujar dia.

Meski demikian, data Badan Pusat Statistis menunjukan kontribusi terbesar inflasi bulan Maret kali ini berasal dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Kontribusinya mencapai 0,15 persen. Sementara bawang merah berkontribusi sebesar 0,1 persen dan beras 0,09 persen. Selain itu, yakni bahan bakar rumah tangga 0,03 persen, rokok kretek filter 0,02 persen, dan upah buruh 0,02 persen.

Menurut Sofyan, kondisi perekonomian Indonesia pada bulan Maret tekadang mencatatkan deflasi namun pernah juga inflasi. Oleh karena itu, Sofyan optimis kondisi akan membaik ke depannya karena pada bulan Januari-Februari telah terjadi deflasi.

"Kita kan masih nabung, Januari-Februari kan deflasi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com