Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Jadi CEO, Budi Satria Isman Pernah DO Empat Kali

Kompas.com - 06/04/2015, 19:48 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com – Sebelum menjadi CEO Smartpreneur Pro Indonesia (Gerakan Kewirausahaan), Budi Satria Isman ternyata sempat empat kali kena drop out  alias dikeluarkan dari perkuliahan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia mulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Andalas, Akademi Bahasa, hingga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mantan Presiden Direktur PT. Coca Cola Amatil Indonesia ini mengatakan, alasannya sering drop out  atawa DO adalah dirinya merasa kuliah hanya untuk menyenangkan kedua orang tuanya saja. “Mungkin karena umur baru 16 tapi sudah kuliah jadi bosan sehingga drop out. Lalu ketika di UI juga untuk menyenangkan orang tua saja karena saat itu banyak menteri-menteri lulusan sana, eh drop out juga setelah dua tahun berkuliah,” tutur Budi dalam acara Talkshow Oneintwenty Movement, di Balai Kartini, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Barulah pada umur 20 tahun, Budi memutuskan untuk pergi ke Amerika Serikat dengan biaya sendiri. Duit itu tak lain dari hasil menjual bisnisnya.

Namun, sesampai di Negeri Uwak Sam (US), Budi kesulitan mencari universitas yang mau menerima, lantara indeks prestasi kumulatif (IPK) Budi hanya 1,2 saja. “Kalau digabung IPK saya hanya 1,2 saja, sehingga tidak ada universitas yang mau. Tapi karena saya pedagang sehingga bisa yakinkan George Washington University. Saya bilag sama mereka bahwa 1,2 itu wajar di Indonesia, dan saya beri jaminan kalau saya tidak berhasil mereka bisa ambil semua uang saya. Akhirnya diterima dengan syarat B plus nilai saya,” jelas Budi.

Sekembalinya dari studi di Amerika Serikat, Budi menjalani karier profesioal di beberapa tempat hingga menjadi Dirut PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Namun begitu, setelah berkarier cukup lama di dunia profesional Budi memutuskan untuk mendirikan yayasan kewirausahaan. Tujuannya, untuk mengembangkan bisnis-bisnis UMKM di seluruh Indonesia. Yayasan itu bernama Pro Indonesia. “Bagi saya bisa sukses kalau kita tidak pernah puas tapi bukan berarti enggak bersyukur. Menjadi presdir Coca-cola itu hanya sebagian. Indonesia punya potensi yang besar untuk wirausaha, saya pikir pengalaman profesional kenapa tidak berbagi dengan orang. Meski gaji CEO fantastis, bagi saya ini keputusan yang ultimate,” jawab Budi.

Di dalam yayasan yang didirikan Budi bersama Alm. Bob Sadino, ada pelatihan wirausahawan-wirausahawan dari berbagai daerah mengenai kewirausahaan. Menurut Budi, Pro Indonesia dalam tahun 2020 memiliki target untuk mencetak sejuta pengusaha di seluruh kota di Indonesia. “Satu dari 20 orang harus jadi pengusaha. Tahun lalu sudah 8 kota, tahun ini 20 kota, tahun depan 48 kota, hingga 2020 targetnya di 98 kota. Nanti mereka yang belajar sama kita harus berbagi pelajaran yang sudah didapat di yayasan ini,” kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com