Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Potensi Pasar Mahasiswa

Kompas.com - 13/04/2015, 19:51 WIB


KOMPAS.com - Jangan meremehkan potensi pasar mahasiswa alias anak kuliahan. Apalagi, soal buku. Mahasiswa, menurut Arief Mai Rakhman, terbilang "lahap" menyerap buku- buku bertema metode penelitian. Lantaran itulah, Arief, sejak empat tahun silam menggeluti penjualan buku bagi mahasiswa melalui media daring. Pengalamannya menunjukkan, selain tersegementasi (segmented), pasar anak kuliahan adalah lahan uang. “Saya memang fokus untuk buku-buku anak kuliahan. Selain segmented, pasarnya sangat menjanjikan. Buku-buku bertema metode penelitian itu paling laris, tapi secara umum  relatif berimbang tiap kategorinya,” ujar Arief dalam catatan mengenai bisnis media daring (online) pada Senin (13/4/2015).

Pengakuan Arief, pelapak asal Yogyakarta ini, memang tak berlebihan. Awalnya, Arief diajak temannya mendirikan Delta Buku untuk membantu jualan. “Saya cuma nemenin muter-muter cari buku dan membantu jualan lewat Facebook,” ujarnya.

Sayangnya, toko tersebut tidak digarap secara maksimal sehingga sempat vakum lama. Pada 2012, Arief dipercaya mengelola toko itu lantaran sang kawan pulang kampung.  

Sejatinya, tak hanya sekali itu saja Arief mengalami kegagalan dalam berbisnis. Tak ingin mengalami kegagalan yang kesekian kali, Arief yang hobi membaca ini, memotivasi dirinya untuk fokus berjualan buku secara daring. Ia menempuh cara ini  lantaran keuntungan berbisnis cepat bisa diputar untuk membeli buku baru lagi.

Ketertarikannya terhadap buku-buku membuat laki-laki berusia 29 tahun ini sangat menguasai dan paham betul tentang produk yang dijualnya ini. Misalnya Arief bisa  menemukan buku-buku tertentu yang jarang ditemukan di beberapa toko buku pada umumnya. Dia juga bisa membeli buku dengan harga yang lebih murah karena sudah bekerja sama dengan beberapa toko buku sebelumnya. “Ingin juga suatu saat jual buku impor. Tapi untuk sementara saya ambil dari penerbit langsung, ada dari distributor atau agen, ada dari toko buku lain yang kami dapat diskon khusus. Sebagian besar masih diambil dari seputar Yogyakarta dan sekitarnya,” ujarnya.

Yogyakarta

Tinggal di Yogyakarta memberikan keuntungan tersendiri untuk Arief. Berjulukan sebagai kota pelajar, Yogyakarta memberikan lebih banyak akses bagi Arief untuk mendapatkan buku-buku kuliahan dan sejenisnya. Maka dari itulah, dia bisa memenuhi kebutuhan para pembelinya.

Arief menuturkan karena sebagian besar pembeli bukunya adalah anak kuliahan, mereka butuh buku yang sangat spesifik, baik dari edisi maupun cetakan yang keberapa.  Kebutuhan buku seperti ini tentunya akan sangat sulit didapatkan di toko buku konvensional, sehingga lapak buku Arief memiliki keunggulan kompetitif tersendiri.

Sebelum bergabung dengan Bukalapak.com pada akhir 2013, Arief telah mencoba menjual buku-bukunya melalui market place lainnya, serta media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Arief mengenal Bukalapak setelah setiap kali mencari (search) produk jualan di Google, laman Bukalapak selalu muncul di halaman satu dan teratas. Waktu itu pula, Arief masih jualan di iklan baris.

“Saya memutuskan bergabung Bukalapak. Alasannya, market place ini memberikan jaminan keamanan setiap transaksi, terutama dalam hal pembayaran ketika Bukalapak menjadi  mediator antara penjual dan pembeli. Sistem ini membuat pembeli terhindar dari transaksi jual-beli palsu,” ujarnya.

Di Bukalapak inilah, usaha jualan buku daring yang digeluti Arief berkembang pesat. Tak butuh waktu lama, toko daring bertajuk Beta Buku ini telah memiliki lebih dari 1400 jumlah umpan balik (feedback) dengan lebih dari 4000 judul buku yang telah diunggah di laman tersebut. Fakta ini menjadikan Arief menjadi salah satu top seller berlabel "Juragan" di Bukalapak dengan kategori buku. “Alhamdulillah saat ini saya melayani 15-20 transaksi setiap hari dengan omzet sekitar Rp 60 juta per bulan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arief memunyai harapan bahwa apa yang menjadi hobinya ini bisa memberikan manfaat bagi setiap lapisan masyarakat. Apalagi, di era yang segala sesuatunya  serba digitalisasi tempat buku secara elektronik (e-book) juga sudah banyak diperjualbelikan secara daring.

Namun begitu, Arief tetap yakin kalau bisnis jualan buku fisik secara daring masih tetap diminati banyak orang. Karena, menurutnya masih banyak yang terbiasa membaca buku secara fisik. Para pembaca menganggap cara fisik itu lebih nyaman dan mudah.

Berangkat dari alasan itu, pria kelahiran Deli Serdang ini menyikapi persaingan di bisnis daringnya ini dengan memberikan pelayanan terbaik mulai dari pengiriman dan ketersediaan buku, serta jumlah dan variasi judul dengan harga kompetitif. Pada proses itu, Arief mengaku hanya mengambil margin alias keuntungan per buku terbilang cukup kecil.

Di sisi lain, Arief juga memperkuat tim Beta Buku. “Saat ini saya ada partner sekaligus partner hidup, Dewi Perwita Sari, penasihat sekaligus motivator. Ada juga teman  yang bantu packing dan kirim barang. Ini semua baru berjalan dua bulanan,” ujarnya.

Arief menyadari bahwa bisnis yang digelutinya tengah mengalami tren pertumbuhan positif. Kondisi ini mensyaratkan dirinya untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berarti, dia harus meningkatkan kejeliannya menangkap peluang yang ada, selalu fokus, kreatif, dan memberikan terbaik pada bisnis yang digelutinya, pelanggannya dan masyarakat sekitar. “Ini semua untuk mewujudkan mimpi saya menjadi penjual buku online besar di Indonesia, kalau bisa sih ingin menyaingi Amazon,” harap Arief.

Pendiri sekaligus CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky salut dan mengakui kegigihan dan kejelian Arief Mai Rakhman yang membidik buku kuliahan sebagai jualannya di  Bukalapak.com. "Dengan menjual buku kuliahan, Arief memiliki keunggulan kompetitif tersendiri. Kejelian membidik ceruk pasar seperti ini merupakan salah satu kiat  sukses jualan online di Bukalapak.com," kata Zaky.

"Dunia online membuka peluang yang sama buat siapapun untuk naik kelas. Asalkan UKM-UKM mau bekerja keras dan mempunyai kegigihan untuk berusaha, mereka memunyai  kesempatan besar untuk sukses dan naik kelas," pungkas Zaky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com