Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian Dukung Pertamina Mulai Hentikan Penjualan Premium

Kompas.com - 17/04/2015, 11:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mendukung rencana PT Pertamina (Persero) untuk mulai menghentikan penjualan bensin berangka oktan (research octane number/RON) 88 alias premium secara bertahap dan meluncurkan bensin jenis baru.

"Itu ide yang bagus, bahkan kalau mereka bisa menjual RON 92 (jenis pertamax) dan orang mau membeli RON 92 itu bagus sekali," katanya di Jakarta, Kamis (17/4/2015).

Sofyan mengatakan, hal tersebut tidak menganggu rencana komersial dan harus didukung karena sudah waktunya premium, yang tidak ramah lingkungan dan biaya produksinya mahal, dihilangkan.

"Secara komersial tidak ada masalah, karena kita suatu saat harus menghilangkan RON 88 dan membuat bensin seperti standar eropa yang baik untuk lingkungan, tapi untuk sekarang belum bisa karena refinery kita sudah tua," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, bensin jenis baru dengan nama pertalite akan dipasarkan bulan Mei 2015 di kota-kota besar.

"Kami akan mengeluarkan produk bensin baru dengan RON 90 pada bulan depan di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya di Jawa," katanya.

Ia memastikan bensin jenis baru tersebut merupakan produk transisi sebelum penghapusan premium dengan kualitas yang lebih halus, bertenaga, dan ramah lingkungan dibandingkan premium RON 88.

Menurut Ahmad, bensin jenis premium RON 88 nantinya hanya dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jalur angkutan umum dan daerah pinggiran kota.

Ia belum mau mengungkapkan harga maupun nama bensin produk baru tersebut. Namun, kemungkinan harganya berkisar antara premium RON 88 yang Rp7.400 per liter hingga pertamax RON 92 yang Rp8.600 per liter.

Pemerintah menargetkan penghapusan premium berangka oktan 88 dalam dua tahun atau sampai 2017. Waktu dua tahun tersebut dianggap cukup bagi Pertamina sebagai persiapan menghadapi kompetisi dengan perusahaan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com