Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Sekadar Alat Bantu

Kompas.com - 21/04/2015, 20:02 WIB

Oleh Prasetyo Eko P

Perkembangan teknologi informasi belakangan ini, yang dibarengi dengan merebaknya penggunaan media sosial, membuat warga lebih mudah mengakses berbagai informasi. Warga kota, termasuk Kota Tangerang Selatan, Banten, kini lebih sadar dengan hak-hak mereka memiliki akses lebih baik ke informasi pelayanan publik.

Selain soal pelayanan publik, warga pun menuntut transparansi dan partisipasi. Pada saat yang sama, keterbatasan anggaran membuat pemerintah ditekan untuk lebih efisien.

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany menyadari hal itu. Ia pun menuntut para pembantunya mencari berbagai terobosan dan inovasi, termasuk penggunaan teknologi informasi (TI) dalam berbagai layanan publik di Tangsel.

Namun, Airin juga menyadari bahwa teknologi itu hanyalah sarana pendukung. "Smart city itu bagaimana membuat masyarakat dan pemangku kepentingan pintar dan cerdas. Teknologi hanya membantu saja, bukan segala-galanya. Jadi intinya bagaimana memperpendek jalur komunikasi antara pemerintah dan masyarakat," kata Airin.

Menurut dia, Tangsel sudah berupaya mewujudkan konsep kota cerdas itu dengan berbagai penerapan teknologi.

Mencegah penyusupan

Salah satunya adalah dengan penerapan sistem anggaran elektronik (e-budgeting) Simral (Sistem Informasi Perencanaan, Penganggaran, dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terpadu) yang dikembangkan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT dan telah dipakai sejak 2014.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangsel Teddy Meiyadi mengatakan, e-budgeting diharapkan akan meminimalisasi penyusupan anggaran atau masuknya anggaran siluman.

Bahkan, Airin mengklaim sistem e-budgeting Tangsel lebih baik dibandingkan dengan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Karena enggak ada lagi kejadian kayak kemarin (di rancangan APBD DKI), tiba-tiba ada anggaran masuk. Karena (di sistem yang kita pakai) ini, kalaupun masuk, akan ketahuan siapa yang memasukkan karena harus memasukkan password. Jadi kalau ada apa-apa, yang tanggung jawab yang memasukkan itu," tandas Airin.

 Selain sistem penganggaran elektronik, imbuh Teddy, Tangsel juga menerapkan TI agar masyarakat bisa turut berpartisipasi aktif dalam penyusunan perencanaan pembangunan.

Dalam sistem musyawarah perencanaan pembangunan elektronik (e-musrenbang) itu, semua usulan masyarakat terdata dalam sebuah sistem. "Baik usulan dari masyarakat, dewan, dari mana pun, dalam musrembang itu kita masukkan dalam sistem sehingga nanti akan menjadi dokumen rencana kerja pemerintah daerah," katanya.

Penerapan TI juga mulai dilakukan dalam pelayanan perizinan. Kepala Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangsel Dadang Sofyan mengatakan, penerapan TI dilakukan untuk mempermudah warga mendapatkan pelayanan dan memutus rantai calo atau hal ilegal lainnya.

Menurut Dadang, pihaknya mengembangkan 10 sistem. Sistem itu antara lain Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu (Sisyandu), Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu Satu Atap (SIM PTSA), digitalisasi arsip, dashboard sistem, Sistem Pengawasan dan Pengendalian (Siwaspada), serta yang baru diluncurkan adalah Sistem Informasi Manajeman Perizinan Online (Simponie).

Simponie memungkinkan waktu penerbitan surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan tanda daftar perusahaan (TDP) selesai dalam satu hari. Sebelumnya, pengurusan SIUP dan TDP butuh waktu hingga dua minggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com