Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tak Bergairah, BCA Tak Mau Lawan Arus

Kompas.com - 30/04/2015, 08:28 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengakui pertumbuhan kredit pada kuartal 1-2015 ini terseok-seok meski masih tumbuh 5,8 persen dibandingkan tahun lalu pada kuartal yang sama.

Namun kata dia, apabila ditelisik kuartal per kuartal, pertumbuhan kredit dari Desember 2014 ke Maret 2015 negatif. Padahal, target pertumbuhan kredit BCA tahun ini mencapai 12-15 persen. Namun, Jahja mengatakan tak memaksakan menaikan pertumbuhan kredit yang tak sesuai dengan kondisi pasar yang saat ini loyo. Baginya, itu sama saja melawan arus pasar.

"Meski likuiditas baik, permodalan cukup tapi kalau pasarnya itu tak bergairah untuk meningkatkan produksi, maka kita tidak boleh memaksakan kredit growth yang tinggi. Kalau kita paksakan sama saja dengan melawan arus," ujar Jahja di Jakarta, Rabu (29/4/2015).

Persoalannya kata dia, apabila perseroan tetap memaksakan pertumbuhan kredit yang tinggi tetapi pasar tak bergairah, maka penarikan kredit justru akan dilakukan oleh para spekulan. Artinya, pemberian kredit belum tentu untuk bisnis yang ditekuni oleh penerima kredit.

"Atau diberikan kepada pemain baru yang oportunis memanfaatkan situasi saat ini. Nah sebagai bankir kita harus melihat secara jernih situasi ini sehingga kita harus pantau triwulan per triwulan apakah target kredit yang kita patok itu bisa menurun atau malah naik," kata dia.

Sikap menunggu yang saat ini dilakukan BCA kata Jahja merupakan bagian dari strategi perseroan dalam mencermati kondisi makro ekonomi saat ini. Sikap itu pula menurutnya bisa bermanfaat apabila ternyata kondisi pasar kembali bergairah. BCA bisa menaikan target kreditnya.

Berbagai indikator pun menjadi pertimbangan BCA apakah akan menaikan target pertumbuhan kredit tahun ini atau tidak. Indikator tersebut misalnya, pertumbuhan investasi, lancarnya pencairan anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah, serta daya beli masyarakat yang meningkat.

Saat ini, berbagai kredit yang diberikan BCA misalnya kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebesar Rp 134,4 triliun. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Rp 54,8 triliun. Sedangkan kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Rp 28,7 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) pada Maret 2015 ada dilevel 0,7 persen dengan rasio cadangan kerugian kredit sebesar 297,6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com