Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres : Jangan Karena NPL, Rakyat Tak Dapat Kredit Murah

Kompas.com - 05/05/2015, 00:28 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berjanji kredit usaha rakyat (KUR) disalurkan setelah peraturan presiden yang mengatur penyaluran kredit tersebut diterbitkan. Bahkan, Wapres meminta agar suku bunga KUR dipatok lebih rendah lagi.

"Bunganya harus lebih turun. Bunga UKM jangan lebih tinggi daripada kredit besar. Pemerintah juga harus menjamin dananya itu baik, atau subsidi bunganya, kita, pemerintah, harus siapkan," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (4/5/2015).

Awal Maret lalu, pemerintah sudah menurunkan suku bunga KUR menjadi 21 persen dari semula 22 persen. Menurut Wapres, KUR yang ditujukan terutama kepada pelaku usaha kecil menengah ini harus diserap masyarakat.

Ia pun menilai bahwa sedianya angka non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah yang tinggi tidak menghalangi masyarakat untuk memperoleh kredit murah. "Bahwa ada daerah atau bank yang NPL nya tinggi, jangan karena itu rakyat dihukum tidak dapat kredit murah karena NPL nya atau kredit macetnya tinggi," kata Kalla.

Menurut dia, KUR sebenarnya bukan penyumbang terbesar angka NPL. Kalla menengarai ada permainan bank pembangunan di daerah-daerah yang mengubah kredit macet bank tersebut sebagai KUR. Padahal, kredit yang macet bukan KUR, melainkan jenis kredit lain dengan platform yang lebih besar.

"Karena ada daerah biasanya menjelang pilkada disuruh BPD-nya kasih kredit besar-besaran tanpa memperhitungkan sesuatu, atau dia macet diubah menjadi KUR. Itu menyebabkan dikira KUR-nya yang macet, padahal yang macet kredit lain," tutur Wapres.

Mengenai besaran plafon, Kalla meminta agar setiap nasabah bisa memperoleh lebih dari Rp 25 juta. Ia pun menilai sedianya bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR siap untuk mulai penyaluran.

"Itu sudah menjalankan selama tujuh tahun bank-bank itu, tinggal dihidupkan lagi karena pada akhir pemerintahan yang lalu menghentikan, moratorium, ndak boleh begitu," sambung Kalla.

Sebelumnya, pemerintah menghentikan penyaluran KUR selama beberapa bulan karena tingkat NPL yang tinggi. Namun, penyaluran KUR ini kemudian dilanjutkan dengan pembatasan. Dari banyak bank yang ada, hanya tiga bank pelat merah yang diizinkan menyalurkan KUR, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Di samping itu, terjadi perubahan nominal plafon, yakni menjadi maksimal Rp 25 juta dengan suku bunga KUR Mikro maksimal 21 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com