Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena APBN Belum Cair

Kompas.com - 05/05/2015, 16:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa dirinya sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015 akan turun. Menurut dia, penurunan itu dikarenakan sejumlah hal, termasuk belum cairnya APBN-P 2015.

"It is okay. TapI awalnya kami duga ramalannya 4,8 persen, sedikit meleset karena kuartal pertama, dana APBN belum turun semua. Ekonomi global juga enggak bagus karena ekspor dari komoditi terhenti karena peraturan Undang-Undang Minerba," ujar Luhut di gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 mengalami perlambatan. Berdasarkan tahun dasar konstan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000).

Untuk memulihkan kembali perekonomian Indonesia, Luhut mengungkapkan kini APBN sudah mulai digelontorkan. Sehingga proyek-proyek infrastruktur mulai siap dilaksanakan. Selain itu, pemerintah juga menyalurkan bantuan bagi keluarga miskin dengan nilai triliun untuk membantu daya beli.

"Setelah kuartal II dan kuartal III harusnya lebih bagus. Karena dari contoh saja Alfamart dia mulai naik 6 persen setelah kita turunkan dana Rp 9,8 triliun untuk keluarga tidak mampu," ucap dia.

Luhut pun yakin lemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tak akan memengaruhi niat investor menanamkan modalnya di Indonesia.

"Enggak, di tempat Bu Susi (Kementerian Kelautan dan Perikanan) justru very keen. Saya nggak lihat itu. Sekarang yang menjadi musuh kita sebenarnya comfort zone orang yang hidup dalam ketidakteraturan. Untuk menerabas ini, tidak bisa overnight," kata Luhut.

Apabila iklim investasi bisa dijaga, infrastruktur bisa disebut, serta daya beli masyarakat bisa dijaga, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan itu pun yakin bahwa pada akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka 5,4-5,7 persen. "Tahun depan mungkin bisa 6 persen," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com