Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Pipa Panas Bumi, Ini Komentar Kementerian ESDM

Kompas.com - 06/05/2015, 09:37 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) angkat suara ihwal ledakan pipa panas bumi di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Menurut Kementerian ESDM, ledakan itu disebabkan longsoran tanah yang kemudian membuat instalasi pipa putus sehingga menimbulkan ledakan.

"Berdasarkan informasi Direktur Panasbumi KESDM, Tanah longsor besar terjadi sktr pkl 14.30 WIB di atas instalasi pipa dan menyebabkan pipa bergeser serta tertimbun sehingga putus," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Lebih lanjut kata dia, longsoran terjadi akibat curah hujan yang terus menerus di hulu atau bagian atas pipa yang kondisi tanahnya kritis atu labil akibat aktivitas pertanian seperti penanaman kentang.

Saat ini kata Saleh, karena yang terkena longsor adalah pipa yg menuju lokasi pembangkit, maka operasi Star Energy unit 1 dan 2 dihentikan secara total. Unit 1: 110 MW dan unit 2: 117 MW, total 227 MW.

Kementerian ESDM dan PT Star Energy menyatakan bela sungkawa atas jatuhnya korban akibat tanah longsor tersebut. Perusahaan telah menyatakan kesediaan untuk membantu korban, termasuk memperbaiki 4 rumah penduduk yang terkena longsor. Korban tewas akibat longsor tersebut menjadi 4 orang. Sementara itu 9 orang dikabarkan masih tertimbun longsoran tanah dan 10 orang dirawat dirumah sakit karena mengalami luka-luka. (baca juga: Pipa Gas di Pangalengan Meledak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com