Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Ekonomi Jeblok, Tim Ekonomi Harus Dikocok Ulang?

Kompas.com - 06/05/2015, 13:33 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -  Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai bahwa pergantian menteri-menteri ekonomi perlu dilakukan, terkait jebloknya kinerja ekonomi pada triwulan 1-2015.

"Melihat kinerja ekonomi yang menurun drastis, memang kita tidak bisa mengkambinghitamkan persoalan eksternal, persoalan global. Tetapi, ini pasti ada kontribusi dari ketidakcakapan tim ekonomi kita," ujar Enny di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Enny yakin bahwa Presiden Jokowi pasti sudah melihat mana menteri-menteri ekonomi yang memiliki rapor merah dalam kinerjanya. Ia pun meyakini Presiden akan melakukan evaluasi atas tim ekonominya.

Menurut Enny, Presiden pasti memiliki indikator-indikator kinerja para pembantunya itu. Indikator itu kata dia tak hanya melihat target-target per Kementerian tapi melihat bagaimana sokongan kementerian terhadap program prioritas pemerintah.

Kata Enny, selain pergantian menteri, evaluasi kebinet juga bisa dilakukan dengan memindahkan pembantu Presiden itu ke pos Kementerian lain. "Misalnya Pak Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dia kan sudah lama berkecimpung di sektor industri (Jadi Menteri Perindustrian). Jadi bisa saja dilihat dari sisi itu," kata dia.

Seperti diberitakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan 1 2015 melambat. Bedasarkan tahun dasar konstan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com