“Memang cukup shock hanya 4,71 persen, karena kami perkirakan 4,9 persen,” kata Enny Sri Hartati Direktur Eksekutif INDEF, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang diharapkan seperti dari ekspor ternyata tidak menunjukkan kinerja baik. Enny mengatakan, meski mencetak surplus tipis di neraca perdagangan, namun RI masih terbebani neraca pembayaran.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan sepanjang Januari-Maret 2015 mencetak surplus 2,43 miliar dollar AS. Di sisi lain, investasi yang memang terlihat cemerlang belum teralisasi sepenuhnya.
Masih ada time lag antara tiga hingga enam bulan, hingga invetasi tersebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Enny menyatakan, jangankan untuk belanja modal, belanja pegawai saja masih banyak yang mengalami delay di sejumlah instansi pemerintahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.