Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: 3 Tahun Lagi Merauke Bakal Jadi Lumbung Pangan

Kompas.com - 11/05/2015, 15:46 WIB
MERAUKE, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dengan menerapkan pertanian modern pemerintah bisa menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional, bahkan dunia.

"Saya sudah mendapat laporan di sini ada 4,6 juta hektar yang teridentifikasi bisa dijadikan lahan pertanian dengan kondisi tanah yang datar, tetapi saat ini yang bisa digunakan baru ada 1,2 juta hektar," ujar Jokowi saat menghadiri penen raya di Wapeko, Merauke, Minggu (10/5/2015).

Pemerintah akan memberi dukungan kepada BUMN dan swasta untuk berinvestasi bidang pertanian di Merauke, terutama untuk riset mengembangkan bibit unggulan yang sesuai dan fasilitas pendidikan pertanian modern.

"Sistem irigasi, jalan dan pelabuhan dibangun tahun ini juga. Sehingga mengirim beras ke mana-mana akan lebih mudah. Jika berhasil, Merauke bukan cuma lumbung nasional. Ketergantungan dunia terhadap pangan, akan ada di sini," ujar Jokowi.

Pengolahan modern yang diterapkan di 1,2 juta hektar lahan sawah itu membuat tiap hektarnya memberikan hasil panen hingga 8 ton. Mencakup juga metode panen menggunakan alat pemanen otomatis raksasa.

Menanggapi target Presiden, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku siap untuk mewujudkannya. Menurutnya, semua kondisi yang ada di Merauke ini sangat mendukung.

"Di sini baik luas lahan, kondisi tanah, potensi irigasi, dan minimnya hama sangat bagus sehingga sangat memungkinkan menjadikan bumi Merauke ini menjadi lumbung pangan," ujar Mentan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjut Mentan, pemerintah akan bekerja sama dengan kalangan usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan masyarakat pemilik hak ulayat. Menurut dia, Merauke juga wajib mendapat sokongan penuh baik itu benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan).

"Kami hari ini juga melakukan pencanangan 1.000 Desa Mandiri Benih. Ini untuk menyelasaikan salah satu permasalahan utama pertanian, yakni kurangnya ketersediaan dan rendahnya kualitas benih padi yang menyebabkan produksi padi petani stagnan bahkan menurun," ungkap Mentan.

Mentan Amran menjelaskan, untuk menjadikan Papua sebagai lumbung pangan, dirinya meminta waktu kepada Presiden selama tiga tahun. Baca: Mentan Canangkan 1.000 Desa Mandiri Benih di Merauke.

"Beban itu akan dipikul antara pemerintah atau BUMN dalam hal ini BP Pangan dan pihak swasta yang masing-masing 250 ribu hektar per tahun, selama dua tahun berarti 1 juta hektar,” jelasnya.

Mentan Amran mengaku yang menjadi kendala utama di Merauke adalah mobilisasi alat-alat pertanian yang membutuhkan biaya besar, sehingga untuk ini pemerintah wajib turun tangan langsung. Namun, meskipun melibatkan kalangan pengusaha, pemerintah memastikan akan tetap bisa menjaga asas keadilan bagi para petani rakyat meski perusahaan besar masuk menggarap lahan pertanian di bumi Merauke.

"Pemerintah akan terus memperhatikan itu. Oleh karenanya pemerintah akan dorong Bulog turun langsung membeli hasil panen petani rakyat. Selain itu, bantuan benih, pupuk, dan alsintan akan terus dijaga," ujarnya.

Dia menambahkan, tahun ini akan diselesaikan pembukaan sawah baru di Merauke seluas 5.000 hektar, sedangkan 1.000 hektar sawah baru di antaranya telah berhasil dicetak dan 261 hektar berhasil ditanam serta hasilnya sudah mulai dipanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com