Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gabah Anjlok, Harga Beras Melejit, Petani Menjerit....

Kompas.com - 13/05/2015, 11:06 WIB
MERAUKE, KOMPAS.com - Di sejumlah daerah, mulai Sabang sampai Merauke, harga gabah terpantau anjlok. Sebaliknya, harga beras justru melejit. Kondisi tersebut makin menekan petani, terutama akibat stabilitas harga beras tidak terjaga di tengah desakan impor beras yang semakin kuat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, dari hasil kunjungannya ke berbagai daerah ditemukan harga gabah senilai Rp 3.000 hingga Rp 3.400 per kilogram, sementara harga beras dari petani Rp 6.000 hingga Rp 7.200 per kilogram. Adapun harga beras di pasar sudah mencapai Rp 7.500 hingga Rp 10.500 per kilogram.

Catatan harga itu ditemukan ketika Mentan "blusukan" ke Batubara (Sumatera Utara), Oku Timur, (Sulawesi Selatan), Banyuasin (Sumatera Selatan), Tulang Bawang (Lampung), Klaten (Jawa Tengah), Yogyakarta (DIY), Bojonegoro (Jawa Timur), Ternate (Maluku Utara), Pulau Buru (Maluku), hingga Manokwari dan Merauke (Papua). Harga-harga itu berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang diatur Inpres Nomor 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, 17 Maret 2015 lalu dengan nilai Rp 3.700 untuk gabah dan Rp 7.300 untuk beras.

"Saya sudah datangi berbagai daerah dari Sabang hingga Merauke, saya tanya langsung ke petani dan pedagang, harga gabahrata-rata sama Rp 3.000 hingga Rp 3.400. Sedangkan harga beras dari penggilingan Rp 6.700 sampai Rp 7.200," ungkap Mentan Amran di Merauke, Papua, Senin (11/5/2015).

Mentan menuturkan, disparitas harga gabah dan beras dari petani hingga ke pasaran sangat jauh. Berdasarkan disparitas tersebut, ia menilai ada satu pihak sangat diuntungkan dengan kondisi saat ini.

"Petani yang selama seratus hari kepanasan dan kehujanan di sawah, berhadapan dengan hama dan tikus, kini hanya menikmati 10 hingga 20 persen saja, sedangkan pedagang untung berkisar 60 hingga 100 persen. Kenyataan, di pasaran harga beras sudah bagus. Ini sudah pasti ada pihak yang diuntungkan, tak lain adalah tengkulak," ujar Mentan.

Mentan menambahkan, akan menjadi sia-sia bagi petani yang sedang semangat meningkatkan produksi. Namun demikian, petani tidak menikmati keuntungan layak.

"Petani sudah semangat menanam, pemerintah sudah gencar memberikan bantuan. Jika harga masih tidak menguntungkan petani, ini akan membuat demotivasi petani, mereka kehilangan semangat," ujarnya.

Di Dusun Glagah, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro misalnya, pascapanen terakhir, harga gabah yang dihasilkannya terus merosot. Harga gabah yang semula Rp 3.500 per kilogram, dalam sebulan terakhir ini turun menjadi Rp 3.200. Harga tersebut kemudian turun lagi menjadi Rp 3.000.

Sementaa itu, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, harga gabah hanya di kisaran Rp 3.500/kg di tingkat petani. Tak jauh berbeda, Maluku dan Merauke juga di kisaran Rp 3.400 per kilogram.

Mentan berharap Perum Bulog akan menjadi aktor penyeimbang supply-demand dengan menyerap surplus produksi petani. Menurut dia, ini merupakan wujud "kehadiran negara" seperti amanat konstitusi untuk mewujudkan swasembada pangan. Mentan berharap, Bulog bisa lebih kreatif melakukan pengadaan beras dalam rangka menjaga supaya harga gabah petani tidak terjun hingga di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah.

Menteri juga meminta penjualan beras petani harus dijual langsung kepada pihak Bulog, tanpa melalui mitra usaha. Hal itu dilakukan untuk menjaga kestabilan harga beras petani yang mampu menunjang kesejahteraan petani.

"Beras petani harus dijual langsung ke Bulog dengan ketentuan harga yang wajar dan Bulog harus membayarnya dengan harga yang membantu petani. Jangan dijual ke mitra usaha, karena akan memberikan keuntungan bagi mereka. Bayangkan misal mereka beli dengan harga Rp 5.500 per kilogram, mereka jual ke kota Rp 10.000 per kilogram, tentu mereka yang dapat untung. Kasihan kan para petani," tutur Mentan.

Mentan menilai penyerapan yang dilakukan oleh Bulog di lapangan memang masih belum maksimal karena terkendala kualitas gabah dan beras yang tidak sesuai ketentuan Inpres.
Sebagai contoh, berdasarkan Inpres No.5/2015, HPP berlaku untuk GKP dengan kadar air maksimum 25%, sementara banyak beras petani yang kadar airnya di atas 25%, bahkan di atas 30%.

Namun, lanjut Mentan, Bulog diharapkan mengerti bahwa petani tidak mengerti dengan persyaratan-persyaratan tersebut. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas Bulog dalam menyiasati dalam menyerap hasil panen petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Earn Smart
Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Whats New
Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Whats New
Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Whats New
Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Whats New
Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Whats New
IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Pemerintah Antisipasi Dampak Ekonomi dari Konflik Iran-Israel

Whats New
Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Saham-saham di Wall Street Jatuh akibat Konflik Timur Tengah

Whats New
Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Tesla Bakal PHK 10 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Elon Musk

Whats New
The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

The Fed Diramal Tahan Suku Bunga Lebih Lama, Rupiah Bisa Makin Lemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com