Salah satu sentimen yang menentukan posisi rupiah pekan ini adalah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia perihal posisi BI Rate. Sentimen eksternal masih tertuju pada perkembangan di Amerika Serikat (AS).
Di pekan lalu meski rilis data-data di AS sebelumya cukup positif dan membuat laju dollar AS menanjak, kondisi itu masih dapat diimbangi oleh pergerakan Yuan yang mampu berbalik positif setelah merespon penurunan suku bunga acuannya.
Pelaku pasar di pasar Tiongkok lebih memperhatikan dampak dari keputusan penurunan suku bunga tersebut dibandingkan imbasnya langsung bagi mata uangnya. Rupiah pun ikut terimbas naik seiring dengan kenaikan Yuan itu. Namun, harapan akan berlanjutnya laju rupiah kembali sirna setelah Yuan berbalik melemah.
Belum stabilnya rilis data-data ekonomi AS memberikan spekulasi belum akan adanya kenaikan suku bunga The Fed yang dipercepat sehingga turut menambah daya rupiah untuk berbalik menguat.
Rilis surplus neraca perdagangan senilai 450 juta dollar AS dan kian sempitnya defisit current account cukup memberikan sentimen positif bagi rupiah. Riset NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan mata uang garuda pekan ini di level Rp 13.260-13.135 per dollar AS.
Salah satu yang dinantikan pemodal adalah keputusan soal angka BI Rate yang akan diputuskan dalam RDG BI pekan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.