Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Terus Menanjak

Kompas.com - 22/05/2015, 07:16 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak global melonjak pada Kamis (21/5/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena penurunan persediaan dan produksi minyak mentah AS menimbulkan harapan pengurangan dalam kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli berakhir naik 1,74 dollar AS menjadi 60,72 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli, patokan global, ditutup pada 66,54 dollar AS per barel di perdagangan London, melompat 1,51 dollar AS dari penyelesaian Rabu.

"Reli minyak bumi didukung oleh keyakinan kuat bahwa kenaikan permintaan dan penurunan produksi minyak serpih akan diterjemahkan ke dalam harga yang lebih tinggi," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Pasar minyak menguat untuk hari kedua karena laporan mingguan persediaan minyak Departemen Energi AS pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh untuk ketiga minggu berturut-turut, sebesar 2,7 juta barrel, lebih besar dari perkiraan para analis, dan produksi minyak mentah AS turun 112.000 barrel per hari.

"Saya hanya belum melihat apa pun untuk membenarkan kenaikan ini. Laporan kemarin sedikit bullish tetapi tidak banyak," kata James Williams dari WTRG Economics.

"Orang-orang bisa melihat itu sebagai sebuah tanda bahwa produksi akan turun sedikit, tetapi ada tanda-tanda bahwa beberapa perusahaan akan mulai melakukan pengeboran lagi. Jadi tidak akan ada penurunan besar dalam produksi AS yang akan membenarkan pergerakan kenaikan harga lebih besar."

Kenaikan harga minyak terjadi meski data manufaktur buruk di Tiongkok, zona euro dan Amerika Serikat.

"Pelemahan sekarang diharapkan akan dikelola oleh kebijakan-kebijakan uang longgar gubernur bank-bank sentral, dengan pertumbuhan melonjak kemudian," kata Evans.

"Ini adalah berita buruk adalah berita baik klasik yang logis, tetapi dalam pandangan kami kurangnya percepatan ekonomi saat ini berarti bahwa pertumbuhan permintaan minyak cenderung menjadi rendah."

Risalah Federal Reserve dari pertemuan kebijakan moneter April yang dirilis pada Rabu menyatakan The Fed akan menunda kenaikan suku bunga yang telah diperkirakan pada Juni, karena data ekonomi AS lesu.

Dollar jatuh karena prospek kenaikan suku bunga ditangguhkan, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam mata uang AS lebih menarik bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lemah.

Para analis mengatakan bahwa harga minyak juga didukung oleh kekhawatiran geopolitik, termasuk kerusuhan di Yaman dan kemajuan kelompok pemberontah Negara Islam (IS) di Suriah dan Irak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com