Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu, Konsistensi Pemerintah Evaluasi Harga BBM!

Kompas.com - 22/05/2015, 13:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P), Kamis (21/5/2015), menaikkan outlook rating (peringkat) Indonesia dari Stable menjadi Positive Outlook. Hal ini sekaligus mengafirmasi peringkat pada BB .  Perbaikan outlook ini mencerminkan kemungkinan Indonesia akan memperoleh peningkatan rating lagi dalam 12 bulan ke depan.

Menurut Ekonom dari PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual, perbaikan peringkat tersebut dipicu kebijakan fiskal pemerintah yang mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke belanja infrastruktur. Akibat kebijakan itu, risiko fiskal secara keseluruhan menurun.

Para ekonom sudah menduga sebelumnya akan terjadi perbaikan peringkat dari S&P. David mengatakan, outlook tersebut merupakan cerminan atau sinyal bahwa S&P akan kembali menaikkan peringkat dalam enam-dua belas bulan ke depan. “Sekarang tinggal konsistensi pemerintah, karena banyak wacana sekarang mau diubah tiga bulan, enam bulan. Takutnya, itu membahayakan posisi fiskal kita lagi. Khawatirnya, kalau posisi fiskal kita membahayakan, tentu akan berubah lagi outlooknya,” ucap David, dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5/2015).

David mengatakan, kepastian dari frekuensi evaluasi harga BBM harus disegerakan. Apalagi, harga BBM saat ini mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang sangat labil. “Kebijakan ini kan wacananya berubah. Tadinya mau ditinjau dua minggu, terus berubah satu bulan, terus berubah lagi tiga bulan, ini kan tidak konsisten. Nah, ini takutnya nanti kalau harga minyak dunia melonjak lagi, terus kita menunda-tunda sampai enam bulan misalnya, terus kita harus menaikkannya tinggi sekali, itu membahayakan stabilitas makro lagi,” jelas David.

Sebelumnya, sovereign analyst utama S&P untuk Indonesia, Kyran A Curry, mengatakan, faktor utama yang mendukung perubahan outlook adalah perbaikan kerangka kebijakan yang telah berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan. "Kebijakan yang lebih efektif dan terarah telah memperkuat sektor fiskal dan cadangan devisa, serta memperbaiki ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," sebutnya dalam siaran pers.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan, perbaikan outlook S&P tersebut sesuai dengan prediksi, tetapi target berikutnya adalah peningkatan peringkat hingga memperoleh predikat investment grade dari S&P. Saat ini, S&P adalah satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum menempatkan Indonesia pada posisi investment grade. (baca: S&P Naikkan "Outlook Rating" Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com