Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Melambat di Awal 2015

Kompas.com - 28/05/2015, 12:59 WIB
KOMPAS.com - Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan, pertumbuhan ekonomi melambat di antara negara-negara anggotanya dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Lembaga yang bermarkas di Paris ini mengatakan, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,3 persen pada kuartal Maret, pergerakan terlemah dalam setahun terakhir dan turun di bawah pertumbuhan kuartal Desember sebesar 0,5 persen.

Ke-34 negara anggota OECD mencakup sebagian besar negara paling maju di dunia, termasuk Australia.

Setelah menjadi pemain menonjol OECD dalam kuartal ini, Amerika Serikat beralih menjadi hambatan terbesar dalam tiga bulan hingga Maret lalu dengan pertumbuhan PDB yang hanya sebesar 0,1 persen.

Pertumbuhan di Inggris dan Jerman juga melambat, masing-masing sebesar 0,3 persen, tapi sebagian diimbangi oleh pertumbuhan 0,6 persen yang meningkat bagi Perancis dan Jepang.

Data OECD ini masih sedikit lebih baik ketimbang pertumbuhan 0,2 persen yang tercatat pada kuartal Maret 2014.

"Pertumbuhan PDB dari tahun ke tahun di wilayah OECD meningkat sedikit menjadi 1,9 persen pada kuartal pertama 2015, dari 1,8 persen pada kuartal sebelumnya," sebut OECD menanggapi data tersebut.

Data utama itu didasarkan pada data resmi yang sudah dirilis untuk 21 negara anggota, atau OECD memperkirakan untuk negara-negara yang belum menyelesaikan data mereka.

Dalam kasus Australia, Biro Statistik Australia akan merilis data PDB kuartal Maret pada Rabu (3/6/2015) pekan depan.

Awal bulan ini, Bank Sentral Australia menurunkan perkiraan pertumbuhan, dengan bank sentral sekarang, kini, mengharapkan kenaikan tertunda di sektor non-pertambangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com