Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keuntungan Berinvestasi Reksa Dana sejak Dini

Kompas.com - 30/05/2015, 13:01 WIB

KOMPAS.com -
Ngapain investasi kita kan masih mahasiswa, lha duit aja masih minta orang tua kok,”.

Pernyataan ini sontak terlontar dari Andi (21) mahasiswa semester II Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung (Unila) ketika ditanya soal investasi.

Setujukah anda dengan pendapat Andi? Menjawab pertanyaan ini, PT Eastspring Invesment Indonesia menggandeng Otoritas Jasa Keuangan kembali menyelenggarakan event Eastpring Tour de Campus 2015 pada Kamis (28/5/2015) yang bertempat di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Lampung.

Menurut Alfred Renaldi, Head of Bussines Partnership Eastpring Invesment Indonesia, usia 18 tahun adalah saat yang paling ideal untuk berinvestasi reksadana. Menurutnya, investasi awal tidak harus dengan modal yang besar.

Coba bayangkan, ketika berusia 18 tahun cukup dengan Rp 100.000 tiap bulannya, maka di usia 55 tahun bisa mendapatkan Rp 1 miliar. Namun, jika menunda berinvestasi hingga usia 35 tahun, maka jumlah setoran tiap bulan yang harus dibayar adalah Rp 350.000 untuk menghasilkan Rp 1 miliar.

“Lebih parah lagi jika baru berinvestasi di usia 40 tahun, untuk meraup Rp 1 miliar, anda harus menyetor Rp. 900.000 per bulan. Jadi, jika anda ingin untung maksimal dengan modal yang kecil, ayo investasi mulai sekarang,” ujar Alfred.

Alfred pun menambahkan, reksadana merupakan instrumen pasar modal yang paling sederhana sehingga sangat cocok untuk mahasiswa. Selain kemudahan investasi dalam jumlah yang terjangkau, mahasiswa tidak perlu repot untuk memikirkan pengelolaannya karena itu semua sudah dikelola oleh Manager Investasi yang profesional.

Keuntungan lainnya adalah hasil investasi dan pencairan bukanlah objek pajak serta akan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan deposito bank.

Sementara itu bagi Nelson Siahaan, Kepala Bidang Pemantauan dan Analisis Laporan Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami pasar modal karena perilaku mahasiswa cenderung konsumtif padahal memiliki waktu investasi jangka panjang.

“Mahasiswa harus belajar mencicil uang jajannya untuk berinvestasi. Kalau pengeluaran untuk nonton dan hang out bisa dicicil untuk investasi Rp 100.000 per bulan kan lumayan, masa untuk jalan-jalan bisa lebih dari Rp 100.000 per hari untuk investasi sebulan tidak bisa,” ungkap Nelson.

Paling penting buat mahasiswa untuk berinvestasi menurut Nelson adalah jangan takut risiko. Nelson menimpali, masyarakat yang sejahtera itu adalah masyarakat yang mempunyai pilihan termaksud salah satunya untuk berinvestasi dan berani terima risiko.

“Tidak ada investasi yang tanpa resiko. Jika tak mau resiko ya jangan berinvestasi. Saran saya bagi mahasiswa, jika ingin berinvestasi di reksadana pilihlah reksadana pasar uang yang memiliki tingkat risiko paling rendah dibandingkan jenis reksadana lainnya,” jelas Nelson.

Eastpring Tour de Campus sendiri adalah program edukasi investasi dalam bentuk seminar di tingkat universitas, yang bertujuan memperkenalkan dasar-dasar investasi, pengenalan terhadap industri investasi serta pemaparan peluang untuk berkarir di pasar modal. (Merlina M. Barbara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com