Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Asia Timur, Motor Pembangunan Hijau

Kompas.com - 10/06/2015, 02:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kawasan Asia Timur bisa menjadi motor penggerak pembangunan hijau yang bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkesinambungan.

"Asia Timur dapat memimpin pembangunan hijau, seperti Tiongkok yang kini mengadopsi kebijakan ramah lingkungan dan mengutamakan inovasi serta produksi bernilai tambah tinggi," katanya di Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Sri mengatakan, perekonomian Tiongkok yang sempat tumbuh dua digit dalam beberapa dekade terakhir, ternyata tidak dirasakan semua golongan karena memakan biaya tinggi dan merusak lingkungan.

Namun, Tiongkok mulai berbenah dan kondisi tersebut diikuti negara-negara lain seperti Vietnam dan Kamboja yang telah mengintegrasikan rencana pertumbuhan hijau dalam kebijakan ekonomi dan mekanisme insentif berbasis pasar.

Selain itu, rencana pembangunan jangka panjang Thailand yang paling baru telah menyertakan strategi pertumbuhan hijau, termasuk target untuk mengurangi intensitas energi sebanyak 25 persen pada 2030.

"Malaysia juga telah menyusun dan mengimplementasikan undang-undang terkait perubahan iklim dan undang-undang untuk memotivasi digunakannya energi terbarukan. Indonesia dapat belajar dari pengalaman-pengalaman ini," jelas Sri.

Menurut dia, Indonesia harus segera melakukan pembenahan karena pertumbuhan ekonomi tidak menyentuh masyarakat miskin yang rentan terhadap perubahan iklim ekstrem maupun risiko kesehatan.

"Bila terus bertahan dengan cara lama, manfaat pertumbuhan ekonomi akan berkurang karena sumber daya alam akan habis dengan cepat dan lebih rentan menghadapi perubahan iklim maupun risiko kesehatan," ujar mantan Menteri Keuangan RI ini.

Sri juga mengatakan, ada tiga sektor yang harus dibenahi agar pertumbuhan ekonomi di masa mendatang lebih ramah lingkungan dan inklusif, yaitu pemanfaatan produksi energi yang bersih dan efisien, pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Dengan melakukan pembenahan, diharapkan Indonesia memiliki akses energi listrik yang memadai, kemajuan di industri potensial seperti sektor kemaritiman serta peningkatan transparansi dan pengawasan untuk menilai keberlanjutan berbagai sektor.

"Ini juga soal kepempimpinan, dan membangun konsensus dengan mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengatur terjadinya pergeseran dari pertumbuhan 'kotor' yang mencemarkan dan eksklusif menjadi pertumbuhan 'hijau dan iklusif," ujar Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com