Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan PHK, BUMN Diminta Beli Sarung Buatan Dalam Negeri

Kompas.com - 10/06/2015, 15:44 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk membeli sarung tekstil buatan dalam negeri. Hal ini diusulkan sebagai solusi cepat dari banyak dirumahkannya tenaga kerja industri tekstil, salah satunya di industri tekstil sarung.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman mengatakan, untuk solusi jangka pendek agar tidak dirumahkannya tenaga kerja di industri tekstil sarung adalah dengan meminta BUMN menyerap sarung dalam negeri. "Untuk jangka pendek dan solusi cepatnya, kami meminta BUMN ini beli sarung tekstil dalam negeri," ujarnya, Rabu (10/6/2015).

Ade mengatakan ini adalah momentum yang tepat untuk membeli sarung. "Sebentar lagi kan Lebaran. Jadi biasanya kan orang beli sarung. Coba teman-teman di BUMN ini bisa belanja sarung yang buatan industri tekstil dalam negeri," tuturnya.

Sedangkan untuk solusi jangka menengah, Ade mendesak agar belanja pemerintah segera bisa cair. "Idealnya APBN untuk pembangunan desa ini bisa terlebih dahulu turun. Agar ekonomi desa bisa hidup, daya beli terdorong, produksi tekstil berjalan lagi," sarannya.

Adapun rencana jangka panjang adalah meminta kepada pemerintah untuk bisa menurunkan tarif dasar listrik dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah. "Tarif listrik terus naik, bahan baku tekstil sebagian masih impor, sedangkan kurs rupiah terus melemah. Ini menurunkan daya saing. Ini kalau bisa sebaliknya, harusnya turun," ujar Ade.

Selain itu Ade mengusulkan agar Indonesia masuk ke dalam kerjasama Free Trade Agreement dengan zona Amerika Serikat dan Eropa. "Tekstil ini ekspor ke 48 negara. Ke Amerika sebesar 36 persen dan Eropa 16 persen, kalau kita bisa kerjasama FTA untuk zona AS dan Eropa, kita bisa bebas bea masuk ekspor kesana dan bisa meningkatkan ekspor," paparnya.

Pada kesempatan yang sama Harjanto, Direktur Jenderal Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN soal usulan tersebut.

"Kami sudah mengusulkan agar BUMN ini menyerap produk dalam negeri, sarung tekstil ini. Supaya industri ini bisa terus bergerak, tenaga kerjanya juga bergerak," kata Harjanto.

Ia juga mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp 400 miliar untuk program restrukturisasi mesin tekstil, sebagai insentif untuk peningkatan efisiensi dan daya saing.

"Jadi misalkan perusahaan mau beli mesin baru yang lebih efisien dan berdaya saing. Nah ini bea masuk impor 10% ditanggung pemerintah. Ini insentif untuk mereka," ujar Harjanto. (Benediktus Krisna Yogatama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com