Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebijakan Menteri Susi, Ekspor Ikan ke Malaysia Naik

Kompas.com - 15/06/2015, 18:15 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA. KOMPAS.com
 — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia dengan Malaysia surplus 154,7 juta dollar AS pada Mei 2015. Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, ada hal menarik dari surplusnya neraca perdagangan Indonesia dengan negeri jiran itu. Ternyata, surplus itu disumbang impor ikan yang dilakukan Malaysia.

"Salah satu komoditas yang surplus dengan Malaysia adalah ikan. Jadi, Malaysia mengimpor ikan dari kita cukup banyak," ujar Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Senin (15/6/2015).

Kemudian, dia menduga hal itu ada kaitannya dengan keberhasilan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang membuat pasokan ikan bagi beberapa negara terganggu. Alhasil, negara lain memilih impor ikan dari Indonesia.

"Ini saya menduga, dengan pembenahan di sektor perikanan, illegal fishing, para penangkap ikan dari ASEAN yang butuh ikan mereka jadi enggak bisa produksi. Tapi, kan kebutuhan untuk makan mah tiap hari. Akhirnya, dengan Malaysia salah satu komoditas impor adalah ikan," kata dia.

Bahkan, Suryamin meyakini, berbagai negara yang bergantung pada hasil tangkapan ikan dari laut Indonesia akan memilih impor ikan dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan ikan di negaranya masing-masing.

"Ini baru Malaysia, mungkin yang negara lain yang biasanya mengambil ikan dari kita akan butuh juga (impor ikan dari Indonesia)," ucap dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus pada Maret lalu mengatakan, kebijakan Susi membuat stok pasokan ikan tuna dunia kosong. Hasilnya, ikan tuna asal Indonesia dihargai tinggi oleh negara-negara yang sangat membutuhkan ikan tuna.

Dwi menambahkan, kualitas ikan dengan mutu rendah pun juga mendapat permintaan yang tinggi, dengan total ekspor tahun 2014 sebesar 13.699 ton untuk jenis tuna, marlin, dan swordfish.

Berdasarkan data ATLI, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam ATLI mengekspor ikan ke Jepang, Lebanon, AS, Singapura, Kanada, Thailand, Korea, Jerman, Filipina, Hongkong, Tiongkok, dan Vietnam.

Sebelumnya, Menteri Susi di hadapan pejabat Kementerian Perhubungan, Senin (2/3/2015), mengatakan, pasar-pasar ikan besar di Asia Tenggara kekurangan stok ikan.

"Praktik illegal fishing sudah kita berantas. Sebagai bukti, daerah Songkhla, Thailand, tutup dan sepi. General Santos (Filipina) tutup dan sepi. Jadi, harga ikan di pasar Asia sudah merata naik. Itu karena suplai yang kurang," kata Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com