Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati Tiga Peluang saat Ramadhan

Kompas.com - 18/06/2015, 19:25 WIB


KOMPAS.com - Ada tiga peluang yang bisa terjadi di Indonesia menurut versi laman Bloomberg.com saat Ramadhan hingga Idul Fitri usai tahun ini. Andai jeli mencermati, Anda bisa menjumpai kaitan dengan inflasi yang bakal terjadi.

Laman itu, Kamis (18/6/2015), mencatat bahwa hari ini adalah hari pertama Ramadhan alias hari pertama umat Muslim menunaikan ibadah puasa. Setidaknya, menurut laman itu, ada 1,6 miliar warga Muslim di Asia Tenggara. Dari jumlah itu, 210 juta di antaranya adalah warga Indonesia.

Saat menjelang Idul Fitri tahun ini, Jumat (17/7/2015), terjadi perjalanan pulang ke kampung halaman dalam jumlah besar. Data pemerintah menunjukkan bahwa jumlah warga yang kembali ke kampung halaman tahun ini mencapai angka 20 juta jiwa. Angka ini naik 2 persen ketimbang 2014.

Tradisi pulang ke kampung halaman alias mudik ini tentunya bukan tanpa risiko. Selain keruwetan di sektor lalu-lintas, mudik punya konsekuensi dengan melonjaknya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.

Ini catatan dari laman Otomania.com pada Rabu (17/6/2015). Estimasi pemakaian BBM juga Elpiji selama Ramadhan dan Lebaran 2015 diperkirakan akan melonjak. Premium diprediksi naik 18 persen dari rata-rata harian normal 76.258 kilo liter (KL) menjadi 89.817 KL. Avtur naik 10 persen dari rata-rata harian 11.534 KL menjadi 12.701 KL. Sedangkan, LPG naik 4 persen dari rata-rata harian normal 19.793 metrik ton (MT) menjadi 20.517 MT. Sedangkan Solar justru turun menjadi 11 persen dari rata-rata harian normal 37.228 KL menjadi 33.250 KL.

Sedangkan, kepastian ketahanan stok selama periode tersebut juga sudah dipersiapkan Pertamina. Stok Premium disiapkan untuk 19 hari atau 1,44 juta KL, Solar 22 hari (1,4 juta KL), Avtur 26 hari (311.000 KL), Pertamax 26 hari (178 KL), Pertamax Plus 37 hari )11,700 KL), dan Elpiji 17 hari (287.000 matrik ton).

Berikutnya, Ramadhan seakan menjadikan waktu membuka mata menjadi lebih panjang. Celah ini kebanyakan dimanfaatkan oleh stasiun-stasiun televisi. Perhatikan, stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan cerita-cerita sinetron alias opera sabun. Yang dimaksud di sini pun adalah tayangan bertema religius. Alhasil, jam tayang primer yang di luar Ramadhan hanya berada di kisaran pukul 19.00 sampai dengan 22.00 bakal bertambah oleh sesi jam tayang pukul 02.00 hingga 06.00.

Terakhir, Ramadhan seakan menjadi penanda waktu mahalnya harga cabai merah. Daftar harga yang dihimpun menunjukkan harga cabai merah pada 22 Mei 2015 menyentuh angka Rp 26.500 per kilogram. Kemudian pada 12 Juni 2015, harga cabai mencapai angka Rp 32.500 per kilogram.

Sementara, suara-suara di media sosial (medsos) lebih riuh lagi. Soalnya, di pasar-pasar tradisional Jakarta, hari ini, harga cabai merah sudah menyentuh angka Rp 40.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com