Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Efektif Kementan Jaga Stabilitas Harga Pangan

Kompas.com - 24/06/2015, 11:33 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melonjaknya harga bahan kebutuhan pokok di bulan Ramadhan sudah menjadi masalah dari tahun ke tahun. Tak terkecuali bahan pangan seperti beras, cabai, bawang merah, daging dan lainnya yang selalu dipermainkan harganya oleh para spekulan pasar dan ujung-ujungnya harus dilakukan impor untuk meredamnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bertekad tetap tidak melakukan impor. Untuk mencapai tujuan itu, dirinya menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk menjaga kestabilan harga pangan.

Bawang merah misalnya, Mentan mengaku tidak akan memberikan rekomendasi impor karena yakin produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dirinya pun langsung melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah sentra bawang seperti Brebes dan Bima untuk memastikan pasokan.

Pihaknya menghitung produksi seluruh Indonesia bawang 110 ribu ton, sedangkan kebutuhan kebutuhan 90.000 ton. Panen bawang merah yang ada di Bima menghasilkan sebanyak 40 ribu ton. Sedangkan panen di Brebes menghasilkan produksi bawang merah sebesar 50 ribu ton.

"Artinya, Brebes dan Bima sudah memenuhi kebutuhan (bawang merah) nasional bulan ini sudah cukup. Itu belum termasuk Banyuwangi, Enrekang, Janeponto, Minahasa, Probolinggo. Dua sentra ini saja sudah cukup," ujar Mentan.

Mentan menjelaskan, produksi hasil panen di Brebes dan Bima langsung dibeli oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk segera disebarkan ke daerah-daerah yang menunjukkan harga bawang merah tinggi seperti Jakarta, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan.

"Di Bima, harganya dari petani hanya Rp 6.000 per kilogram. Kemudian kami langsung beli semua dengan harga Rp 8.000 per kilogram untuk dikirim ke Jakarta, Sulawesi Selatan, Lampung dan Jawa Timur supaya harga bisa stabil," ujarnya.

Mentan mengakui, rantai pasok bawang merah yang sebelumnya mencapai tujuh rantai, akan dipangkas jadi tiga atau empat dengan mensinergikan Kementan, Bulog dan Kementerian Perdagangan.

"Dari petani harganya Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram, seenaknya saja dijual di Jakarta Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kilogram. Ini yang harus kita pangkas rantai pasoknya," katanya.

Setelah yakin pasokan bawang merah mencukupi, Kementan berkoordinasi dengan Perum Bulog menggelar Operasi Pasar Murah di pasar-pasar tradisional di Jabodetabek dan daerah-daerah lainnya.

Untuk kawasan Jabodetabek, Kementan telah melakukan operasi pasar di 12 titik pasar ritel seperti Pasar Kramat Jati, Jatinegara, Klender, Rawasari, Cikini, Palmerah, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Kampung Bahari, Kalibaru Grogol, dan di Depok. Pemilihan lokasi berdasar perkiraan lokasi yang akan mengalami kenaikan harga secara signifikan hingga usai Lebaran.

"Jika diperlukan, kami akan tambah 12 titik itu menjadi 20 titik. Operasi pasar juga tidak hanya dilakukan di pasar-pasar saja, melainkan kita juga akan turun langsung di tengah-tengah masyarakat seperti perumahan agar dipastikan stok pangan yang dimiliki masyarakat sudah mencukupi hingga Lebaran nanti," jelasnya.

Selain itu, Menteri juga kerap melakukan inspeksi mendadak (Sidak) untuk mengecek efek dari operasi pasar yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan. Hasilnya, bila sebelum harga bawang merah di pasar Induk Keramat Jati Rp 30.000 per kilogram, dari hari ke hari makin menurun menjadi Rp 25.000 per kilogram. Harga kemudian turun lagi menjadi Rp 20.000 kilogram setelah digelar operasi pasar komoditas bawang merah dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

Sidak tersebut dilakukan untuk mengecek efek dari operasi pasar yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan. Hasilnya, bila sebelum harga bawang merah di pasar Induk Keramat Jati Rp 30.000 per kilogram, dari hari ke hari makin menurun menjadi Rp 25.000 per kilogram, kemudian turun lagi menjadi Rp 20.000 kilogram setelah digelar operasi pasar komoditas bawang merah dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

"Harga pagi ini bawang merah di Kramat Jati Rp20.000 sampai Rp 21.000. Di Pasar Klender dan Pasar Rumput masih terpantau Rp 25.000 karena baru hari ini dimulai operasi pasar. Harga Rp 25.000 kami anggap masih stabil, tapi saya maunya tetap turun lagi ke Rp 20.000," jelas Mentan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com