Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi KUR Ditambah, Pemerintah Persilakan Bankir dan Lembaga Penjaminan Berembuk

Kompas.com - 26/06/2015, 14:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempersilakan perbankan dan lembaga penjaminan berembuk soal Imbal Jasa Penjaminan (IJP) setelah memberikan tambahan subsidi bunga untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuturkan, pemerintah merasakan bunga KUR selama ini terlalu mahal. Padahal pemerintah memberikan bunga subsidi cukup besar untuk IJP.

Bunga KUR yang dibayar nasabah ke bank selama ini sebesar 22 persen, sedangkan pemerintah memberikan subsidi untuk IJP sebesar 3 persen, bahkan sebelumnya lagi 3,25 persen. Sofyan mengatakan, dengan efisiensi yang dilakukan perbankan dan lembaga penjaminan, maka bunga KUR bisa diturunkan 6 persen dari 25 persen menjadi 19 persen.

"Begitu dihitung oleh bank, mereka cukup nyaman kalau pemerintah memberikan subsidi 7 persen," kata Sofyan di Jakarta, Jumat (26/6/2015).

Dengan demikian, bunga KUR yang dibayar nasabah ke bank yaitu sebesar 12 persen dan 7 persennya lagi disubsidi oleh pemerintah. "Dalam 7 persen itu sudah termasuk IJP. Berapa IJP-nya, biarkan bank bernegosiasi dengan lembaga penjaminan," kata Sofyan.

Ada tiga lembaga penjaminan yang ikut dalam program KUR yang baru ini, yakni Askrindo, Jamkrindo, dan Jamkrida.

Sofyan menuturkan, anggaran subsidi bunga KUR yang saat ini telah dialokasikan sebesar Rp 300 miliar. Diperhitungkan, dengan target penyaluran Rp 30 triliun sampai akhir tahun dengan bunga 12 persen, maka dibutuhkan subsidi bunga sebesar Rp 875 miliar.

"Anggarannya ada dari Kemenkeu, diskresi Menkeu untuk menambah sekitar Rp 575 miliar," sambung Sofyan.

Lebih lanjut dia bilang, kredit KUR yang sebesar Rp 30 triliun itu akan diperuntukkan tiga macam kredit yakni kredit untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp 200 miliar, kredit mikro sebesar Rp 20 triliun, dan kredit ritel sebesar Rp 9,8 triliun.

"Dampak ke perekonomian bagus. Kenapa pemerintah menurunkan bunga ini? Sektor UKM sudah sangat besar, tapi akses kredit tidak besar. Di samping itu bunga terlalu tinggi. Sedangkan sektor korporasi kita terlalu besar kreditnya," pungkas Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com