Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Komoditas yang Picu Inflasi Juni

Kompas.com - 01/07/2015, 13:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Juni 2015 mencapai 0,54 persen. Kepala BPS Suryamin menuturkan, komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memicu inflasi Juni adalah daging ayam ras.

"Harga daging ayam ras naik 4,72 persen. Ini dikarenakan permintaannya naik menjelang puasa dan lebaran," kata Suryamin, Rabu (1/7/2015).

Suryamin menerangkan, kontribusi atau andil daging ayam ras terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, dengan bobot mencapai 1,22 persen. Terjadi kenaikan harga di 64 kota IHK, tertinggi di Palangkaraya dan Sampit masing-masing 29 persen, disusul Tanjung sebesar 28 persen.

Komoditas kedua yang harganya naik adalah cabai merah, dengan kenaikan harga 10,59 persen, dan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen.

Komoditas lainnya adalah bensin jenis Pertamax, mengalami perubahan harga 0,68 persen. Sementara itu harga beras naik 0,62 persen. Menariknya, ikan segar yang pasokannya melimpah di Tual juga ternyata menyumbang inflasi dengan andil 0,02 persen.

Suryamin menuturkan, produksi ikan segar di daerah selain Tual turun, dan menyebabkan kenaikan harga 0,77 persen.

Sementara itu, ada dua penghambat inflasi Juni 2015. Pasokan tomat sayur yang melimpah mengerem inflasi dengan andil minus 0,01 persen. Terjadi penurunan harga tomat sayur sebesar 4,69 persen, tertinggi di Sumenep (minus 56 persen), dan Bima (minus 45 persen).

"Tarif angkutan udara turun minus 2,22 persen karena permintaan sedikit menjelang Ramadhan. Terjadi penurunan di 21 kota IHK, tertinggi di Jambi (15 persen) dan Bima (12 persen)," pungkas Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com