Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Meski Sakit dan Pahit, Reformasi Ekonomi Tak Bisa Ditunda Lagi!

Kompas.com - 09/07/2015, 15:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perlunya Indonesia mengubah fundamental perekonomian Indonesia. Meski saat ini perekonomian tengah lesu, Jokowi menilai, reformasi perekonomian itu tidak bisa lagi ditunda.

"Satu hal yang saya amat yakin saat ini adalah kita tidak bisa menunda lagi untuk melakukan reformasi ekonomi yang fundamental. Yang dijalankan pemerintah saat ini harus mendalam dan menyeluruh. Meski sakit atau pahit, tidak boleh menunda," kata Jokowi dalam acara yang diselenggarkan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015).

Menurut Jokowi, Indonesia tidak akan maju jika tidak berkorban saat ini. Dia mencontohkan sejumlah negara yang gagal bangkit dari krisis lantaran menolak perubahan.

"Ada beberapa negara di dunia yang alami kontraksi ekonomi karena bertahun-tahun mereka menjadi kekuatan dunia, tetapi kemudian tidak lagi kompetitif. Mereka bertahun-tahun menolak menelan obat pahit," ucap Jokowi.

Akibatnya, lanjut dia, negara-negara itu gagal mendongkrak lagi perekonomian dalam negerinya. Bahkan, ada satu negara yang menjanjikan kesejahteraan tanpa perlu bekerja keras. Jokowi meyakini bahwa hal itu keliru. "Tidak ada hal seperti itu (tanpa kerja keras) di dunia. Tidak ada," kata dia.

Dengan kondisi krisis yang terjadi di sejumlah negara, Jokowi berharap Indonesia tidak menjadi salah satu dari negara yang dimaksud. Dengan demikian, dia meyakini, perubahan harus segera dilakukan. Perubahan itu dilakukan dengan mendorong mesin pertumbuhan ekonomi baru yang berasal dari sektor produktif daripada sektor konsumtif.

"Negara-negara itu sekarang sedang berada di dalam krisis ekonomi karena bertahun-tahun hidup mewah tanpa kerja keras. Ini yang harus dihindari, jangan sampai Indonesia terjebak pada kondisi seperti itu," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com