Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Cipali Kurangi 40 persen Anggaran Perawatan Jalan Nasional di Pantura

Kompas.com - 14/07/2015, 13:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) selain membantu mengurangi beban lintasan jalan raya yang dilalui pemudik, juga bakal membantu mengurangi beban anggaran perawatan karena mengurangi kepadatan arus jalan.

"Dengan dioperasikannya tol Cipali maka volume kepadatan pemudik yang melewati jalur Pantura berkurang. Hal tersebut berpengaruh terhadap biaya perawatan jalan nasional di jalur Pantura," kata Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Soebagiono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (14/7/2015), seperti dikutip Antara.

Menurut Soebagiono, setidaknya 40 persen anggaran perawatan jalan nasional di Pantura bakal bisa berkurang pada tahun 2016. Sedangkan sisa anggarannya, ujar dia, masih untuk perawatan jalur Pantura di wilayah Brebes sampai Semarang. Pasalnya, tol Pejagan-Pemalang yang bisa mengurangi volume kepadatan di wilayah tersebut belum selesai.

Ia memaparkan, anggaran perbaikan tol Pantura dalam beberapa tahun terakhir sekitar Rp 1,1 sampai Rp 1,6 triliun. Dengan banyaknya proyek jalan tol yang menyatukan sistem Trans Jawa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yakin bisa mengurangi anggaran pemeliharaan jalan di Pantura.

"Dengan jalan tol cipali ini terbangun, penanganan kita di Pantura akan berkurang, akan tetap dipelihara di sana, hanya penanganan akan berkurang, implikasinya terhadap program di luar Jawa akan signifikan," jelasnya.

Sebelumnya, pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang telah beroperasi juga dinilai membantu pengembangan strategis beragam sektor perekonomian yang ada di sejumlah daerah yang berada di sekitar jalan tol tersebut.

"Sejak dibangunnya tol Cipali, perkembangan di sektor industri besar sekali, sebelumnya Kabupaten Subang menyediakan 10 ribu hektare zona industri dan sudah mau habis," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Subang Abdurakhman dalam rilis Komunikasi Publik Kemenpupera.

Dengan demikian, pembangunan Tol Cipali yang saat ini sudah selesai dan telah digunakan pengguna jalan juga sudah dirasakan oleh pemerintah daerah pula.

Selain industri, Abdurakhman mengungkapkan, dampak positif juga dirasakan di dunia pariwisata melalui wisata alam Sari Ater, yang saat ini diakuinya mengalami kunjungan wisatawan yang meningkat tajam.

Untuk itu, upaya mendukung perkembangan yang meningkat pesat tersebut, Pemkab Subang membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dalam peningkatan infrastruktur pendukung.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak mengungkapkan, pihaknya mengembangkan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di Indonesia, salah satunya adalah WPS Jakarta Cirebon yang termasuk di dalamnya adalah Kabupaten Subang sebagai salah satu pusat pengembangan di WPS tersebut.

"Subang sebagai salah satu pusat pelayanan jasa, yang didalamnya terdapat Kecamatan Kalijati yang memiliki kawasan industri yang meningkat pesat diharapkan akan semakin efektif melalui infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ke depannya bisa kita desain dan rancang untuk betul-betul berkembang sesuai dengan peluang yang ada," kata Hermanto.

Hal itu, ujar dia, membutuhkan koordinasi dan komitmen bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dan pihak swasta sendiri dalam melaksanakan peranannya masing-masing dalam jangka waktu tertentu.

Tonton juga Video "Menjajal Tol Cipali"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com