Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Tak Perlu Kaget jika Pertalite Diperoleh Melalui Impor

Kompas.com - 23/07/2015, 19:13 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Institute Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, masyarakat tak perlu kaget bahwa bahan bakar minyak (BBM) baru Pertamina, yaitu Pertalite, diperoleh melalui impor. Pasalnya selama ini pasokan BBM Indonesia memang banyak dibeli dari luar negeri. "Kalau minyak ya pasti impor karena produksi dalam negeri hanya sekitar 780.000 barrel (per hari), sementara kebutuhan mencapai 1,5 juta barrel per hari," ujar Enny kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (23/7/2015).

Enny menjelaskan, saat ini Indonesia adalah negara net importir. Artinya, Indonesia adalah negara pengekspor minyak mentah, tetapi mengimpor minyak olahan. Mestinya, kata Enny, Pertamina meningkatkan produksinya dan berinvestasi membangun kilang-kilang baru untuk mampu mengolah minyak mentah dari perut bumi Indonesia. Dengan begitu, kata dia, beban impor minyak tak akan seberat saat ini.

Saat dikabari bahwa Pertamina saat ini sudah memiliki rencana membangun empat kilang baru, Enny pun menyambut baik langkah itu. Seharusnya, kata dia, pembangunan kilang dilakukan sejak dari dulu.

Sementara itu, asal pasokan minyak untuk produk  Pertalite mulai terkuak. Menteri Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa pasokan BBM RON 90 itu berasal dari luar negeri alias impor.

Sofyan juga memastikan, impor minyak akan kembali meningkat sebagai konsekuensi dari penjualan Pertalite. "Ya, ya pasti (impor minyak naik) karena itu kan blending. Pertalite itu campuran oktan lebih rendah ke tinggi," ujar Sofyan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, hari ini.

Menurut dia, Pertalite merupakan bentuk diversifikasi produk BBM oleh Pertamina. Jika Premium memiliki RON rendah, yaitu 88, Pertalite lebih baik dengan RON 90. Walau begitu, Pertamina hingga kini belum memberikan penjelasan terkait asal pasokan Pertalite.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com