Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ihwal Produksi Pertalite, Pertamina Harus Jujur

Kompas.com - 25/07/2015, 21:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Meski Pertalie merupakan bahan bakar khusus (BBK) yang berarti menjadi domain badan usaha yang mengeluarkan,  menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), PT Pertamina (Persero) harus transparan terkait produksi bahan bakar beroktan 90 itu. “Maksudnya, Pertamina harus jujur apakah Pertalite ini bisa diproduksi di dalam negeri ataukah impor. Itu saya kira perlu transparansi yang lebih fair,” ujar pengurus harian YLKI Tulus Abadi dihubungi kompas.com, Sabtu (25/7/2015).

Memang Tulus mengakui, dari sisi variasi produk, konsumen bahan bakar di Indonesia kini lebih dimanjakan dengan beragam pilihan, mulai dari Premium, Pertalite, sampai Pertamax dan varian lain. Namun demikian, Tulus menilai, dari sisi kebijakan energi, konsumen pun layak mendapatkan informasi mengenai tempat Pertalite ini diproduksi. “Sehingga kalau memang itu produk dalam negeri, artinya lebih efisien. Tapi kalau dari impor, itu masih membebani Pertamina. Dan memang saat ini, lebih dari 45 persen BBM kita masih impor,” sambung Tulus.

Lebih lanjut, Tulus bilang, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kredibilitas tinggi, Pertamina sebaiknya terbuka mengenai informasi produksi Pertalite. “Kalau dia (Pertamina) menunjukkan itu produk dalam negeri, saya kira itu satu value added yang signifikan. Tapi kalau impor, ya katakan saja sebagai impor. Toh baik Premium atau Pertamax juga masih impor. Ini saya kira tidak perlu ditutup-tutupi lah, karena kita tahu kebutuhan BBM kita 45 persen lebih masih diimpor,” tegas dia lagi.

Pertalite memang merupakan bahan bakar khusus, yang artinya tidak terkandung subsidi di dalamnya. Namun, Pertamina selaku BUMN juga perlu menaati Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Pasal 14 UU KIP, mengatur apa-apa yang wajib disampaikan ke publik oleh BUMN, BUMD, dan/atau badan usaha lain yang dimiliki oleh negara.

Kemarin Jumat (24/7/2015), BUMN migas Pertamina meluncurkan bahan bakar varian baru, Pertalite, yang dibanderol dengan harga Rp 8.400 per liter. Uji pasar dilakukan di 101 SPBU yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, serta di sejumlah titik rest area. (baca: Pertalite Diproduksi di Dalam Negeri atau Impor?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com