"Karena (Pertalite) itu hanya pengalihan," kata Bambang ditemui usai halalbihalal di kantornya, Jakarta, Senin (27/7/2015).
"Selama ini kalau kita mau bikin Premium, yang diimpor juga 92 atau 90, yang kemudian dicampur nafta, kemudian menjadi 88," kata dia lagi.
Dengan demikian, sambung dia, kehadiran Pertalite tidak akan mengganggu transaksi berjalan. "Ini sudah sesuai dengan strategi pemerintah," ucap Bambang.
Pernyataan Bambang, kontradiktif dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil yang menyebutkan bahwa bahan bakar khusus itu akan membuat impor naik.
"Ya, ya pasti (impor minyak naik) karena itu kan blending. Pertalite itu campuran oktan lebih rendah ke tinggi," ujar Sofyan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (23/7/2015) lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.