Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keretanya Disebut Tidak Layak untuk Manusia, Ini Tanggapan PT INKA

Kompas.com - 29/07/2015, 10:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Industri Kereta Api (INKA) menyatakan siap melakukan pembenahan terhadap kereta-kereta produksinya. Hal tersebut sehubungan dengan adanya kritik dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menyebut kereta PT INKA tidak laik untuk angkutan manusia.

"Jika saat ini kereta kami dikatakan kurang memenuhi keselamatan dan kualitas tentunya akan kami perhatikan secara khusus. Kami akan melakukan klarifikasi kepada otoritas terkait secara lebih detail tentang poin-poin yang dimaksud untuk bisa kami tindak lanjuti," kata General Manager Perencanaan Perusahaan dan General Afffair PT INKA I Ketut Astika kepada Kompas.com, Rabu (29/7/2015).

Ketut menyebutkan, dalam memproduksi kereta, selama ini PT INKA telah mengacu pada standar-standar industri dan mutu internasional, seperti ISO, UIC, EN, dan JIS/JRS. "Sebelum dioperasikan, kereta-keretanya juga sudah melalui serangkaian pengujian sesuai standar yang berlaku dan saat itu dinyatakan laik," ujar dia.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai sampai saat ini PT INKA sebenarnya belum bisa memproduksi kereta untuk angkutan orang. Sebab, kata dia, kereta-kereta untuk angkutan orang buatan PT INKA banyak yang tidak memenuhi aspek keselamatan.

"Kalau memang untuk gerbong barang boleh karena tidak terlalu kompleks. Atau juga untuk wagon, kereta penumpang yang ditarik lokomotif boleh. Tapi kalau yang model KRL, KRD, dan lain sebagainya itu sebaiknya tidak usah, apalagi bikin trem," kata Jonan kepada Kompas.com, di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (20/7/2015). (Baca: Jonan: Kereta Buatan INKA Tak Layak untuk Angkutan Orang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com