JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah penantian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), minat investor mengoleksi emas cenderung lesu. Tak heran, harga emas spot diperkirakan akan terus melorot hingga tutup tahun ini.
Mengutip Bloomberg, kemarin sore harga pengiriman emas Desember 2015 di Commodity Exchange turun 0,73 persen menjadi 1.085 dollar AS per troy ounce. Siang ini, pukul 11:02 WIB, harga emas di pasar spot kembali melemah menyentuh 1.084,85 dollar AS per troy ounce.
Analis SoeGee Futures Alwy Assegaf memperkirakan, perhatian pelaku pasar akan fokus pada kebijakan The Fed dan dollar AS. Mereka akan menanti kenaikan suku bunga, sehingga emas akan ditinggalkan dulu. "Koreksi harga emas bisa berlanjut hingga akhir tahun ini. Emas bisa menyentuh kisaran 968-1.000 dollar AS per troy ounce," katanya, Kamis (30/7/2015).
Analis Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano juga menilai, tren bearish harga emas masih berlanjut. Setidaknya, jelang kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan September nanti, emas spot bisa turun hingga level US$ 1.050 per ons troi.
Nah, penurunan emas spot umumnya berimbas negatif pada pergerakan harga emas batangan PT Antam. Namun, karena saat bersamaan nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS, sehingga emas batangan stagnan.
Kemarin (30/7/2015), logam mulia ukuran 1 gram seharga Rp 547.000 per gram, tak beranjak dari posisi akhir pekan lalu. Asal tahu saja, mata uang Garuda hampir menyentuh Rp 13.500 per dollar. Ini level termurah sejak 1998. Hari ini, Jumat (31/7/2015), harga emas Antam belum bergerak.
Prediksi Alwy, harga emas Antam cenderung stagnan hingga akhir tahun ini. Maklum, meski emas spot terpukul menjelang kenaikan suku bunga AS yang diprediksi September 2015, rupiah juga bisa jeblok ke Rp 13.500. Kondisi ini menyebabkan harga emas Antam tetap mahal.
Harganya diperkirakan naik tipis ke Rp 540.000 hingga Rp 550.000 per gram. "Maka, investor sebaiknya menahan diri untuk beli," kata Alwy.
Jangan terburu-buru
Tapi, saat akhir tahun, emas Antam berpeluang turun lagi ke Rp 530.000-Rp 540.000. Saat itu, rupiah diperkirakan lebih kuat, sebab ekonomi domestik berpeluang membaik pada semester kedua tahun ini. Mata uang Garuda bisa kembali ke Rp 13.300 per dollar AS. "Saat harga jatuh lagi di akhir tahun ini, investor jangka panjang bisa mulai koleksi emas Antam," saran Alwy.
Tonny mengakui, saat ini, sulit membaca arah pasar yang cenderung bergerak berdasarkan rumor yang berkembang mengenai The Fed. Makanya, jangka pendek, ia menebak, pergerakan harga emas Antam masih akan stagnan antara Rp 545.000-Rp 550.000 per gram.
Namun, di jangka panjang Tonny melihat, peluang harga emas batangan lebih murah lagi. Menurutnya, jika emas spot semakin murah saat kenaikan suku bunga The Fed, emas Antam bisa turun ke bawah Rp 530.000 per gram.
Itu sebabnya, ia menyarankan investor bersabar dan jangan terburu-buru masuk. "Beli ketika harga jatuh ke bawah Rp 530.000. Itu sudah murah," ujar Tonny. (Dwi Nicken Tari, Namira Daufina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.