Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Titik Balik Ekonomi Indonesia Mulai Tampak

Kompas.com - 06/08/2015, 10:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mari berharap ekonomi Indonesia segera membaik. Sinyal perbaikan itu mulai tampak pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015. Dua kuartal berturut-turut berada di zona negatif, kuartal kedua tahun ini berbalik arah dan bisa tumbuh positif. Indonesia bisa lepas dari kekhawatiran memasuki zona resesi.

Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia di kuartal II dilihat secara kuartal (quarter to quarter) tumbuh 3,78 persen. Sebelumnya selama dua kuartal berturut-turut, ekonomi RI minus 2,02 persen dan 0,18 persen.

Meski demikian, pemerintah perlu waspada karena secara tahunan (year on year), pertumbuhan kuartal II lebih rendah dari kuartal I, yakni turun dari 4,71 persen menjadi 4,67 persen. Angka pertumbuhan year on year itu terendah sejak tahun 2011.

Kepala BPS Suryamin memberi catatan, penurunan di kuartal II secara year on year terjadi karena penurunan konsumsi rumah tangga dan lambatnya belanja pemerintah. "Konsumsi rumah tangga turun konsisten sejak tahun lalu," katanya, Rabu (5/8/2015).

Toh, Suryamin optimistis, konsumsi rumah tangga akan naik pada triwulan III, terdorong ekonomi dari gaji ke-13.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut menanggapi data ekonomi ini. Pelambatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan terjadi karena faktor luar seperti penurunan harga komoditas. Penurunan harga komoditas ini menurunkan ekspor serta menekan ekonomi daerah. Tak heran, pertumbuhan ekonomi sejumlah daerah yang didominasi oleh komoditas, seperti Kalimantan dan Sumatera, melambat.

Ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya menegaskan, data kuartal II melihat ekonomi RI mulai positif. "Pertumbuhan di kuartal berikutnya tergantung belanja pemerintah," kata Berly.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih membenarkan, meskipun secara tahunan melambat, pertumbuhan ekonomi triwulanan atau quarter to quarter membaik. Triwulan II-2015, ekonomi Indonesia tumbuh 3,78 persen dibandingkan dengan kuartal I-2015. Nah, menurut dia, untuk mencapai target pertumbuhan hingga akhir tahun sebesar 5,1 persen, semester kedua Indonesia harus tumbuh 5,4 persen. "Itu berat sekali," katanya.

Kini, selain mendorong daya beli masyarakat dan menggenjot belanja pemerintah, tantangan terbesar lainnya adalah menjaga rupiah. Maklum, rupiah semakin tidak berdaya dan menembus posisi Rp 13.500 per dollar AS. (Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com