Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Orang Indonesia Makin Konsumtif

Kompas.com - 08/08/2015, 11:07 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal itu tecermin dari menurunnya Marginal Propensity to Save (MPS) dalam 3 tahun terakhir dan naiknya Marginal Prosperity to Consume (MPC).

Anggota Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti S. Soetiono menjelaskan tren penurunan MPS terjadi sejak 2011, dan pada 2013 akhir rasio tersebut berada di bawah MPC. "Ini artinya masyarakat lebih banyak mengeluarkan uang untuk konsumsi ketimbang untuk ditabung," ujarnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Sabtu (8/8/2015).

Menurut Kusumaningtuti, tingginga MPC menunjukkan saat masyarakat memiliki uang, mereka akan lebih mengutamakan belanja atau konsumsi ketimbang ditabung. Dalam jangka panjang, hal ini akan ikut berpengaruh terhadap ketersediaan dana di perbankan yang bisa dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Jika dana masyarakat lebih banyak ditabung, nantinya tidak perlu mencari pendanaan dari luar negeri untuk membiayai pembangunan ekonomi, semisal untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan sebagainya.

Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), saat ini rasio Gross National Savings per GDP Indonesia berada di level 30,87 persen. Rasio tersebut di bawah Tiongkok yang 48,87 persen, Singapura 46,73 persen, serta Korea yakni 35,11 persen. Namun rasio yang dimiliki Indonesia berada di atas Malaysia yang berada di level 29,83 persen.

Untuk kembali meningkatkan minat menabung, OJK akan segera meluncurkan tabungan untuk pelajar yang diberi nama "Simpel" atau simpanan pelajar. Dengan program tersebut, regulator industri keuangan ini akan mendorong anak-anak untuk lebih gemar menabung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com