Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melorot, Iklim Investasi Terpuruk

Kompas.com - 09/08/2015, 19:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Melemahnya rupiah turut berimbas pada kenaikan risiko investasi di Indonesia. Analis memproyeksikan, iklim investasi dalam negeri masih rawan akibat ancaman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang berpotensi menggerus mata uang Garuda.

Meningkatnya risiko investasi domestik tergambar pada angka credit default swap (CDS) 10 tahun Indonesia per Jumat (7/8/2015) yang mencapai 261,83, level tertinggi sejak Maret 2014. Angka tersebut naik 0,6 persen ketimbang hari sebelumnya sebesar 260,26. Secara year to date (ytd), level tersebut sudah melambung 13,63 persen.

Posisi CDS 10 tahun Indonesia lebih tinggi ketimbang negara-negara tetangga seperti Malaysia yang bertengger di 209,78 dan Thailand yang mencapai 167,83. Risiko berinvestasi Indonesia hanya lebih baik ketimbang Vietnam yang berkisar 281,6.

Begitu pula dengan CDS 5 tahun Indonesia pada Jumat (7/8/2015) yang tercatat 188,436, naik 0,96 persen ketimbang hari sebelumnya. Angka tersebut sudah terangkat 17,54 persen secara ytd. CDS 5 tahun sempat mencapai titik tertingginya sejak April 2014 pada Selasa (4/8) di level 189,048.

Semakin tinggi angka CDS, semakin riskan pula investasi di kawasan tersebut. Sebaliknya, semakin rendah angka CDS, risiko berinvestasi di area tersebut kian minim.

Haed of Debt Research Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet menilai, ada beberapa faktor yang memicu kenaikan CDS Indonesia. Pertama, depresiasi mata uang rupiah akibat penguatan dollar AS. Pada Jumat (7/8/2014), rupiah melemah 0,09 persen menjadi Rp 13.541, level terendah sejak tahun 1998.

Kinerja mata uang negeri Paman Sam memang sedang perkasa akibat spekulasi kenaikan suku bunga acuan. Meskipun masih ada rilis data ekonomi AS yang kurang mengilap, para pejabat The Fed optimistis dapat mengerek suku bunga acuan sebelum akhir tahun 2015.

Data perekonomian memang menjadi pendorong utama realisasi rencana tersebut. Lihat saja data Non Farm Employment Change AS per Juli 2015 yang tercatat 215.000 orang.

Kendati lebih rendah ketimbang posisi bulan sebelumnya di 231.000 orang, pelaku pasar menyambut gembira data ketenagakerjaan tersebut karena melebihi 200.000 orang.

Kedua, faktor perlambatan ekonomi Indonesia. Per kuartal II tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,67 persen, lebih rendah ketimbang pencapaian periode sebelumnya di 4,71 persen. “Jadi pada keluar dari Indonesia mengingat upside yang berkurang untuk investasi,” ujarnya.

Analis obligasi BNI Securities, I Made Adi Saputra menambahkan, penurunan cadangan devisa Bank Indonesia (BI) juga menjadi salah satu pemicu kenaikan CDS Indonesia. Per akhir Juli 2015, cadangan devisa dalam negeri mencapai 107,6 miliar dollar AS, turun 0,37 persen atau sekitar 400 juta dollar AS dari posisi bulan sebelumnya. Hal ini menandakan berkurangnya kemampuan BI untuk mengintervensi pelemahan rupiah.

Apalagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kusam akhir pekan yang tercatat 4.770,30, turun 0,75 persen ketimbang hari sebelumnya. “Sentimen negatif baik dari domestik dan luar negeri mengangkat posisi CDS,” tukasnya. (Maggie Quesada Sukiwan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com